SEMARANG, Lingkarjateng.id – Sebanyak 37 hewan ternak di Kota Semarang ditemukan terjangkit Penyakit Kuku dan Mulut (PMK). Jumlah tersebut tersebar di Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Mijen, dan Kecamatan Ngaliyan.
Meski begitu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, Hernowo mengungkapkan bahwa jumlah PMK di Kota Semarang sudah mengalami penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya.
“37 hewan ditemukan terjangkit PMK. Akan tetapi, saat ini penyakit PMK sudah mulai turun, sudah mulai sedikit berkurang,” ungkapnya, pada Minggu, 11 Juni 2023.
Tak hanya penyakit PMK, beberapa penyakit baru juga bermunculan dan mengintai hewan ternak seperti kambing dan domba. Penyakit baru tersebut dinamai virus Peste des petits ruminants (PPR) yang menyerang ruminansia kecil.
“PPR ini juga perlu kita waspadai karena itu menjadi penyakit yang menyerang hewan ternak,” ujarnya.
Meski di Kota Semarang belum ditemukan adanya penyakit tersebut, namun ia mengimbau kepada para peternak untuk mengantisipasi adanya penyakit tersebut.
“Di Kota Semarang belum ada. Mudah-mudahan penyakit PPR ini dapat kita antisipasi. Tentu dengan melihat kondisi lalu lintas hewan ternak yang ada di Kota Semarang,” ucapnya.
Penyakit PPR ini, memiliki gejala klinis seperti keluar ingus dari hidung, belek di mata, konjungtivitis, gangguan pencernaan, hingga pneumonia.
“Hampir semacam PMK, untuk kambing dan domba ada leleran di mulut,” terangnya.
Hingga saat ini, pihaknya menyebut belum ada vaksin untuk menyembuhkan penyakit PPR tersebut.
Diberitakan sebelumnya, selain penyakit PMK dan PPR yang mengintai hewan ternak di Kota Semarang, penyakit LSD saat ini masih menjadi ancaman. Bahkan, penyakit LSD di Kota Semarang mencapai 445 hewan ternak menjelang lebaran Idul Adha.
“Ada 445 hewan ternak terjangkit LSD,” pungkasnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Lingkarjateng.id)