Penggiat Medsos di Jepara Diajak Jadi Ikon Tangkal Hoaks Pemilu 2024

BERI ARAHAN: Ketua DPRD Jepara Haizul Ma’arif (dua dari kanan) dalam Pertemuan Penggiat Medsos di Pendopo Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Rabu, 17 Mei 2023. (Tomi Budianto/Lingkarjateng.id)

BERI ARAHAN: Ketua DPRD Jepara Haizul Ma’arif (dua dari kanan) dalam Pertemuan Penggiat Medsos di Pendopo Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Rabu, 17 Mei 2023. (Tomi Budianto/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id  – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Jepara menggelar Pertemuan Penggiat Medsos bertajuk “Sukseskan Pemilu 2024 Tangkal Berita Hoaks” di Pendopo Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, pada Rabu, 17 Mei 2023.

Kegiatan yang diikuti tujuh puluhan warga Kecamatan Welahan itu diisi oleh narasumber Ketua DPRD Jepara Haizul Ma’arif, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Diskominfo Jepara Muslichan, serta tokoh penggiat medsos Jepara Nur Rochmad.

Ketua DPRD Jepara, Haizul Ma’arif, mengatakan bahwa perkembangan teknologi saat ini semakin terus meningkat. Ia menilai, aktivitas media sosial (medsos) di masa kini ibarat dua mata pisau.

“Bila bisa memanfaatkannya dengan baik dapat memberikan manfaat. Sebaliknya, bila pemanfaatan yang buruk bisa mendatangkan musibah. Harapannya para penggiat medsos bisa menjadi ikon dalam melawan hoaks. Terlebih jelang Pemilu, banyak bertebaran kabar atau informasi yang menyesatkan,” jelasnya Gus Haiz, sapaan lekat Ketua DPRD Jepara.

Menjelang Pemilu 2024, Gus Haiz mengajak seluruh penggiat medsos untuk berkontribusi positif. Mulai dari mengetahui informasi kepemiluan yang benar, menyukseskan tiap tahapan pesta demokrasi, hingga menggunakan hak suara.

“Telusuri kebenaran tiap informasi yang didapat. Jangan langsung menganggap benar dan membagikan ke publik. Hal itu supaya tak menjadi bagian dari penyebar hoaks. Di antara ciri hoaks dapat dilihat dari judul yang mengandung unsur provokatif,” ujarnya.

Senada, Plt Sekretaris Diskominfo Jepara Muslichan menyatakan jelang Pemilu 2024, warganet harus mewaspadai hoaks yang disebarkan secara berulang. Kendati itu bohong, tapi jika penyebarannya masif, maka bisa memunculkan anggapan bahwa informasi tersebut benar.

“Karenanya literasi digital menjadi penting, terutama dalam mengakses dan menyajikan informasi secara benar dan efektif melalui berbagai platform,” ungkapnya.

Sementara, tokoh penggiat medsos Jepara Nur Rochmad menggambarkan pelbagai macam manfaat medsos. Antara lain dapat memperluas lingkar pertemuan, penunjang bisnis, sumber ilmu baru, dan menjadi sarana memberi bantuan.

“Meski begitu harus menjunjung tinggi etika dan selektif dalam menyebarkan informasi. “Prinsip bermedsos yang baik adalah tidak merugikan diri sendiri, orang lain, dan tidak melanggar hukum,” ujarnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)

Exit mobile version