SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dimulainya kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) membuat sejumlah pedagang seragam di Kauman Pasar Johar Semarang kebanjiran order hingga puluhan persen. Salah satu pedagang, Haris Yulianto (52) mengaku, dagangannya laris dan omsetnya naik hingga 80 persen.
Ia menyebut, dalam sehari saja, ia mampu menjual sekitar 150 setelan seragam. Hal itu berbeda dengan penjualan saat pandemi yang hanya terjual sekitar 5 setelan seragam saja.
“Alhamdulillah penjualan naik hingga 80 persen, dibanding dengan tahun 2021, saat sekolah belum membuat kebijakan tatap muka,” ungkapnya.
Haris memasang harga mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 170 ribu, tergantung ukuran besar kecilnya seragam.
“Mulai Rp 150 ribu, untuk harga tergantung besar kecil seragam,” ujarnya.
Untuk jumlah seragam, kata dia, saat ini masih didominasi penjualan untuk anak SD, diikuti oleh SMP dan SMA. Untuk saat ini, ia mengatakan, dagangan miliknya paling laku pada seragam pramuka.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ulya (48), pedagang seragam yang tidak jauh dari toko Haris. Ulya menyebut, penjualannya kini mengalami kenaikan yang signifikan.
Kebanjiran order tersebut biasanya saat waktu siang hingga malam. Banyak siswa bahkan orang tua berdatangan di tokonya. Tidak kalah dengan Haris, bahkan ia menyebut kebanjiran orderan hingga 80 persen.
“Mulai kebanjiran order. Mencapai 80 persen penjualan,” tuturnya.
Menurutnya, peningkatan akan mengalami kenaikan hingga bulan Agustus mendatang. Saat mahasiswa mulai masuk kuliah. Dalam pantauan, sejumlah anak SMP dan SMA terlihat sedang memilih seragam sambil bertanya harga pada pegawai. Mereka tampak senyum sumringah sambil bercanda dan tanya soal harga.
Tidak hanya mereka, namun orang tua pun juga mengunjungi toko yang mulik Ulya dengan mengajak anaknya yang masih kecil.
Salah satu pembeli, Citra mengatakan, ia membeli seragam untuk anaknya yang akan masuk ke sekolah dasar negeri yang ada di Kota Semarang.
“Beli seragam Pramuka untuk anak saya yang akan masuk SD,” ujarnya
Ia beralasan, membelikan seragam anaknya sejak sekarang, lantaran untuk antisipasi kehabisan stok dan ramai pengunjung. “Antisipasi aja,” tandasnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)