Momentum HSN 2023, Anggota DPRD Batang Hanif Ajak Santri Jaga Kesatuan Jelang Pemilu

POTRET : Anggota DPRD Batang Muhammad Hanif Afdlorurrohman. (Dok. Lingkarjateng.id)

POTRET : Anggota DPRD Batang Muhammad Hanif Afdlorurrohman. (Dok. Lingkarjateng.id)

BATANG, Lingkarjateng.id – Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober adalah momen penting untuk merayakan kontribusi dan dedikasi para santri dalam pembangunan bangsa.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Batang, Muhammad Hanif Afdlolurrohman mengatakan, mengusung tema “Jihad Santri Jayakan Negeri” peringatan hari santri memiliki akar historis yang mengingatkan kita akan kontribusi besar yang diberikan oleh para kiai dan para santri dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi jihad itu selaras dengan tema Hari Santri.

“Tema kali ini mencerminkan semangat perjuangan para santri dalam membela dan memajukan tanah air tercinta, oleh karena itu santri memiliki peran yang efektif dalam mendukung stabilitas politik dan persatuan nasional,” ujar Hanif sapaan karib Anggota DPRD Batang.

Menurutnya, santri mempunyai potensi sebagai pemimpin bangsa di masa depan. Dengan kuatnya pendidikan karakter dan kebangsaan yang diterima para santri, hal tersebut akan menjadi tombak kekuatan dalam menjaga kebersamaan.

“Para santri adalah calon pemimpin Indonesia, yang bisa menjadi pelopor dialog antaragama, menciptakan suasana harmoni di tengah-tengah keragaman di negeri ini yang akan menguatkan persatuan dan kesatuan,” sambung Hanif.

Untuk itu, ia menekankan pentingnya peran santri dalam pembangunan sosial dan keagamaan, serta menjadikan mereka sebagai agen perubahan yang positif di masyarakat. Tujuannya agar para santri dapat menjadi panutan dalam menjaga persatuan nasional dan mendorong perubahan positif di Tanah Air.

“Inilah saat di mana peran santri menjadi penting. Santri telah dilatih untuk memiliki pemahaman agama yang mendalam, etika, dan nilai-nilai kejujuran serta kebijaksanaan. Semua nilai ini sangat diperlukan untuk menghindari gesekan dan perpecahan dalam masyarakat,” terangnya.

Di era sekarang, jihad bukan lagi tentang pertumpahan darah, melainkan bagaimana umat Islam ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Apalagi menjelang pemilu, dimana perbedaan pendapat dan pandangan ditengah masyarakat yang dapat memicu ketegangan dan konflik jika tidak dikelola dengan baik.

“Saya meyakini para santri dapat berperan dalam menjaga perdamaian, terutama di tahun politik seperti saat ini,

Hanif berharap santri dan pesantren dapat terus menjadi kekuatan besar bagi negara, sumber inspirasi sekaligus salah satu sumber kehidupan bagi bangsa Indonesia. (Lingkar Network| Muslichul Basid – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version