SEMARANG, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinas) Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Noor Hidayat menyebutkan bahwa angka stunting di Kabupaten Semarang masih tinggi meski mengalami penurunan jumlah.
Dwi Syaiful mengungkap, angka stunting di Kabupaten Semarang terpantau mengalami penurunan pada tahun 2023.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, angka balita yang pertumbuhannya terganggu akibat kekurangan asupan gizi mencapai 4,53 persen pada 2023. Persentase tersebut lebih rendah dibandingkan angka stunting pada 2022 yang mencapai 4,61 persen.
“Total jumlah balita stunting dengan status pendek dan sangat pendek di Kabupaten Semarang sebanyak 3.190 dari hasil timbang seluruh balita sebanyak 70.380 pada 2023,” katanya pada Rabu, 7 Juni 2023.
Dari data tersebut, jumlah balita dengan stunting terbanyak berada di wilayah Kecamatan Tengaran, yaitu sebanyak 239 anak dan Kecamatan Pabelan ada 205 anak.
Untuk menekan angka stunting di wilayahnya, Syaiful menerangkan bahwa sejumlah upaya melalui program-program seperti pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil kurang energi kronik dan balita kurang gizi terus dilakukan.
Selain itu, Dinkes Kabupaten Semarang juga membentuk Pos Cegah Stunting Sampai Tuntas (Cangking Tas) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
“Selain itu kami juga adakan lomba menu makanan sehat di sejumlah kecamatan-kecamatan di Kabupaten Semarang,” imbuh dia.
Dihubungi secara terpisah, Bupati Semarang Ngesti Nugraha berharap para mahasiswa, terutama yang tengah melakukan Praktik Kerja Nyata (PKN) di wilayah Kabupaten Semarang bisa turut berkontribusi dalam menuntaskan persoalan kesehatan.
“Saya berharap para mahasiswa dapat bekerja sama dengan perangkat desa dan jajaran perangkat daerah untuk meningkatkan derajat kesehatan warga desa,” ungkap Bupati Ngesti Nugraha.
Sebagai informasi, sebelumnya sebanyak 413 mahasiswa Poltekkes Semarang akan disebar ke 16 desa di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.
Menurut Ngesti, berbekal ilmu pengetahuan yang dimiliki, para mahasiswa diharapkan dapat mengedukasi warga agar mengkonsumsi makanan sehat. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)