BLORA, Lingkarjateng.id – Akibat hujan deras yang terus mengguyur Kabupaten Blora, beberapa rumah terancam bencana longsor. Bahkan, satu rumah rata dengan tanah akibat longsor yang terus terjadi hingga Kamis, 29 Desember 2022.
Meluapnya air Sungai Lusi, ditengarai memicu pergerakan tanah di sekitar rumah warga hingga terjadi longsor. Akibatnya, satu rumah ambruk setelah mengalami pergerakan secara terus menerus.
Widhi Ari Sunan, pemilik rumah yang ambruk, mengungkapkan bahwa longsor terjadi pertama kali pada awal Desember 2022 lalu. Tanah yang berada di belakang rumahnya itu tergerus pelan-pelan. Namun karena semakin parah, pihaknya lalu memindahkan barang-barang yang ada di rumah untuk diselamatkan.
“Kami memindahkan barang-barang baru sehari dua hari. Itu sudah tidak sempat dipindahkan semua. Rumahnya sudah roboh. Akhirnya rumah kita robohkan sekalian, daripada menarik rumah kanan kiri dan jalan,” ungkapnya, pada Kamis, 29 Desember 2022.
Hujan deras yang terjadi pada Senin (26/12) malam lalu, menurut Widhi, menambah parah longsor yang menimpa rumahnya. Termasuk dua rumah yang ada di samping kanan kiri rumahnya. Untuk itu, saat ini Widhi mengungsi di rumah sang nenek.
Sementara itu, Parlan, salah satu warga setempat, mengaku bahwa hingga saat ini terpaksa masih menempati rumah yang terancam longsor. Dirinya merasa was-was jika terjadi hujan kembali.
“Ya kami bersama keluarga terpaksa masih bertahan di rumah lantaran tidak memiliki tempat yang bisa untuk mengungsi,” terangnya.
Untuk menghindari longsor susulan, dirinya sudah berupaya membuat pemancang dari bambu dan tumpukan tanah yang ditaruh di karung. Namun upaya tersebut tidak bisa mengatasi beban longsor yang hampir tiap hari terjadi.
“Sudah saya urug tanah juga, tapi tetap longsor. Pihak kelurahan sudah melaporkan, tapi belum ada penanganan. Sementara masih saya tempati. Mau ke mana lagi. Tidak ada tempat lain. Sebenarnya takut, tapi tidak ada pilihan,” keluhnya.
Dari pantauan di lokasi kejadian, tampak tanah yang longsor tersebut sudah cukup parah. Rumah yang awalnya rata dengan ketinggian jalan, saat ini sudah longsor dengan kedalaman tiga hingga empat meter, sehingga rumah tersebut harus dirobohkan.
Terpisah, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Blora, Surat, mengaku sudah melaksanakan penanganan darurat tanah longsor tersebut. Namun menurutnya masih semampunya saja dan belum maksimal.
“Memang perlu digiatkan lagi penanganannya. Bersama-sama secara gotong-royong bersama kelurahan setempat, sehingga kekurangannya bisa saling melengkapi,” terangnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)