KUDUS, Lingkarjateng.id – Produk ecoprint saat ini tengah naik daun di kalangan masyarakat. Pasalnya, produk-produk ecoprint dikenal unik, tidak pasaran, dan ramah lingkungan.
Fajarina Tri Endarti (47) yang merupakan pemilik usaha Unique and Chic Ecoprint Kudus mengatakan bahwa, produk ecoprint dijamin ramah lingkungan. Ia menyebut, produk ini menggunakan bahan dasar dari tumbuhan alam untuk menciptakan motif dan warna.
Ia sendiri mengaku tertarik mengembangkan usaha ecoprint karena unik dan ramah lingkungan. Rina, sapaan akrabnya, sudah memulai usaha ecoprint ini sejak tahun 2019 silam.
Air bekas proses pembuatan ecoprint ini pun tidak menjadi limbah yang mencemari lingkungan. Hal itu lantaran, limbah yang dihasilkan berasal dari pewarna alami atau dedaunan yang ia gunakan. Ia mengaku, sudah mulai mengenal ecoprint sejak tahun 2014.
“Namun saat itu saya masih konsentrasi kerja. Lalu tahun 2019 baru fokus menekuni membuat produk ecoprint ini,” ucapnya.
Rina awalnya mengikuti pelatihan untuk belajar dasar-dasar membuat produk ecoprint. Selanjutnya, ia mulai belajar sendiri secara otodidak melalui YouTube.
Selama proses belajar itu, Rina juga melakukan banyak trial and error untuk menemukan komposisi yang pas dalam membuat produknya. Proses trial and error ini pun memakan waktu sekitar enam bulan hingga satu tahun.
Ajak Warga Kudus Bangkit dari Pandemi, IJTI Muria Raya Gelar Lomba Video Kreatif
Tanaman yang digunakan diantaranya seperti daun mangga, daun kalpataru, daun jati, daun jarak kepyar, bunga kenikir, bunga jati, eukaliptus, dan daun lanang. Ia menemukan tanaman tersebut di sekitar Kudus.
“Beberapa tanaman juga saya tanam sendiri karena mencarinya susah,” ucapnya.
Dalam sekali produksi, ia bisa menghasilkan lima lembar ecoprint. Proses produksinya sendiri membutuhkan waktu hingga sepuluh hari.
“Prosesnya memang lama karena saya ingin menjaga kualitas. Saya juga lakukan tes ketahanan warna, kalau warnanya luntur, tidak saya jual karena bisa membuat pembeli kecewa,” katanya.
Produk ecoprint yang dihasilkan Rina yaitu kain, dompet, tas, pakaian, mukena, syal, rok, pasmina dan lain sebagainya. Kebanyakan produknya merupakan buatan sendiri tanpa dibantu orang lain.
Dirinya mempromosikan produk melalui sosial media dan mengikuti acara-acara pameran. Tak hanya di Kudus saja, produk buatan Rina kini sudah sampai ke Jakarta hingga Kalimantan. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)