KUDUS, Lingkarjateng.id – Tepat pada tanggal 13 Muharam, warga Desa Gribig Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus menyelenggarakan kirab buka luwur Sunan Kedu /Syekh Abdul Bashir. Kirab buka luwur dimulai dari titik lokasi lapangan Desa Gribig ke menuju Makam Sunan Kedu pada Rabu, 10 Agustus 2022.
Setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19, kirab buka luwur Sunan Kedu tahun ini berlangsung meriah. Seluruh kalangan masyarakat dari warga desa, anak sekolah, karangtaruna, Fatayat dan muslimat NU hingga Pemerintah desa setempat turut serta menyemarakkan agenda kirab Mbah Sunan Kedu.
Sebanyak sepuluh kontingen membawa sedekah berupa gunugan hasil bumi yang diarak warga menuju makam Sunan Kedu.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Desa Gribig, Muhammad Kamal mengatakan kirab buka luwur digelar untuk mengenang sosok Sunan Kedu sebagai cikal bakal Desa Gribig.
“Kirab ini digelar untuk mengenang jasa Mbah Sunan Kedu atau Syekh Abdul Bashir dan sebagai tokoh ulama leluhur Desa Gribig,” ungkapnya.
Kirab buka luwur, Kamal Menambahkan, digelar setiap tanggal 13 Muharam, bersamaan dengan prosesi buka luwur pada malam harinya dengan kain lengkap yang sudah disiapkan beberapa hari sebelumnya.
Kegiatan tersebut sudah diselenggarakan sejak tahun 2010 secara ramai bersama seluruh warga Gribig dan sekitarnya. Kirab dimulai pukul 10.00 WIB menuju makam yang terletak di Dukuh Krajan.
Dalam acara tersebut, selain ngalap berkah Sunan Kedu masyarakat juga antusias mengikuti prosesi kirab. Oleh sebab itu, ia berharap dengan adanya kirab dapat menampung guyub rukun dan keberkahan bagi masyarakat Gribig.
“Alhamdulillah tahun ini cukup meriah karena dua tahun vakum, kita bisa merayakan kirab sekaligus nguri-nguri budaya leluhur Desa Gribig. Semoga dengan adanya kirab ini juga menambah sejahtera dan gemah ripah loh jinawe, dan terbebas dari segala bencana,” harapnya.
Tak hanya kirab, untuk menghormati kiprah Sunan Kedu di Desa Gribig, masyarakat juga menggelar berbagai kegiatan sejak 8-10 Agustus 2022. Mulai dari doa selametan, khataman Al-Quran, tahlil, kirab buka luwur, pembagian nasi berkah, ziarah bersama, pengajian umum hingga penggantian luwur makam Sunan Kedu.
Pada kegiatan pembagian nasi berkah, panitia menyiapkan 500 lebih nampan ukuran 4 orang untuk menyambut peserta kirab. Nampan tersebut diisi dengan nasi berkah kepungan dan nasi godong jati. Nasi berkah kepungan dimakan bersama warga setelah peserta kirab tiba makam.
Kepala Bagian Dapur Panitia Buka Luwur Sunan Kedu, Munawar menjelaskan nasi berkah ini sudah 17 tahun berjalan. Dalam penyajiannya, sebanyak 3 kerbau dan 12 kambing diolah untuk dijadikan 500 nampan nasi berkah kepungan dan 5.000 lebih nasi godong jati sebagai tradisi yang sudah turun temurun dalam rangkaian buka luwur Sunan Kedu.
“Setelah kirab ini, prosesi selanjutnya yaitu kepungan nasi berkah di nampan. Iini sebagai wujud kebersamaan dan kerukunan menyambut kirab buka luwur Sunan Kedu,” ungkapnya.
Masyarakat juga diperbolehkan menukar nasi godong jati dengan uang atau sembako di dua titik, dekat area Makam Sunan Kedu.
“Nasi godong jati isinya sama dengan nasi berkah tadi, masyarakat boleh menukarnya dengan beras, gula, kopi, minyak atau uang, biasanya satu orang dapat satu sampai tiga tergantung sedekah yang ditukarkan,” bebernya.
Sementara itu, pembawa luwur Mbah Sunan Kedu, Sutopo yang merupakan warga Desa Gribig RT 2 RW 1 berharap kegiatan buka luwur tersebut dapat membawa berkah kepada masyarakat Gribig dan sekitarnya.
“Semoga tambah sejahtera dan guyub rukun antar warga di sini, dan kita semua mendapat berkah dari Mbah Sunan Kedu,” harapnya. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Koran Lingkar)