Ketua DPRD Demak Soroti Penanganan Kasus Stunting

cegah stunting

Demak, Lingkarjateng.id – Tingginya angka stunting di beberapa Kecamatan di Demak membuat Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) ikut prihatin. Pasalnya, stunting bukanlah hal yang mudah untuk diatasi karena melibatkan banyak unsur yang semuanya berperan penting.

Beberapa kecamatan di Demak yang tinggi angka stunting diantaranya adalah Kecamatan Bonang 752 kasus, Kecamatan Demak Kota 151 kasus, Kecamatan Dempet 192 kasus dan disusul kecamatan-kecamatan lain dibawahnya.

“Ini perlu gotong royong dalam hal penanganannya. Di semua pihak dan semua dinas, tidak hanya dinpermades atau dinkes saja, kita semua saling bantu untuk menurunkan angka ini,” Ucap Selamet selalu ketua DPR kabupaten Demak

Sementara itu, angka ibu hamil yang anemia juga tergolong tinggi di beberapa kecamatan di Demak. Seperti Kecamatan Bonang tercatat ada 329 ibu hamil anemia, guntur 165 dan wedung 112. Sedangkan angka pertumbuhan janin adalah dimulai sejak 1000 hari pertama, di momen inilah peran ibu, ayah dan keluarga sangat diperlukan dalam proses perkembangan bayi nantinya.

“Harus dipantau sejak 1000 hari pertama. Pola asuh di keluarga juga sangat berpengaruh, termasuk sanitasi juga menentukan kesehatan dan pola hidup sehat. Faktor – faktor ini harus kita perhatikan,” Jelasnya.

Jelang Pilkades Serentak, Ketua DPRD Demak Minta Serius Petakan Daerah Rawan

Ia menambahkan bahwa dalam rangka aksi untuk mencegah adanya stunting, maka kesehatan perempuan harus diprioritaskan dan dilakukan pemantauan sejak remaja. Yakni sejak masa haid hingga dewasa atau menjadi ibu, agar para remaja putri memahami pentingnya edukasi sejak dini.

“Pencegahan stunting ini harus dimulai dari masa remaja perempuan khususnya, ada pemantauan kondisi. Mestinya sejak ia haid beranjak dewasa diperhatikan pola makan, pola hidup, gizi secara continue sampai dia dewasa, menikah, dan hamil,” Lanjutnya.

Pemantauan yang dimaksud adalah dengan peningkatan layanan konsultasi kesehatan bagi remaja yang ada di puskesmas ataupun posyandu desa.
“Di desa-desa harusnya tidak hanya ada posyandu balita tapi juga untuk remaja. Karena mereka nantinya yang akan hamil dan menyusui. Jadi mereka diedukasi sejak dini, bagaimana tentang pernikahan, kehamilan, kekeluargaan dan gizi,” Imbuhnya.

Ia juga menyarankan agar para ibu hamil dan remaja yang sedang haid untuk meminum tablet tambah darah guna menjaga kestabilan darah di tubuh.
“Misal karena haid jadi harus minum obat tambah darah supaya tidak terjadi anemia. Ibarat sawah ini harus di rawat dengan baik, biar kedepan bibit-bibit yg dilahirkan juga bibit yang unggul dan berkontribusi dalam kemajuan bangsa,” Terangnya.

Anggaran stunting di desa – desa ini perlu ditambahkan untuk mendukung program pencegahan stunting.
Selamet juga menyarankan agar pemerintah desa merencanakan anggaran yang lebih untuk mendukung program pencegahan stunting. Dengan adanya pemantauan kondisi kesehatan, melalui posyandu remaja dan edukasi dini tentang pernikahan pada remaja diharapkan mampu menjadi faktor penolong untuk mencegah tingginya angka stunting di Kabupaten Demak. (Lingkar Network – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version