BATANG, Lingkarjateng.id – Pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang sudah dilakukan sejak dua tahun lalu yakni mulai tahun 2020. Pemerintah pun sudah mulai melakukan pengembangan pertama di 450 hektare wilayah Kawasan Industri Terpadu Batang dari luas lahan 4.300 milik PT Perkebunan Nusantara IX.
Presiden Joko Widodo mengklaim dari ratusan hektare wilayah yang disiapkan itu sudah dipenuhi pabrik-pabrik yang mulai konstruksi dari pabrik baja, pipa, hingga baterai mobil listrik. Pembangunan KIT Batang sendiri dibagi menjadi 3 klaster yakni, klaster pertama seluas 3.100 hektare yang disiapkan untuk proyek industri, klaster kedua 800 hektare untuk inovasi dan ketiga seluas 400 hektare klaster residensial.
Adapun beberapa dampak positif yang terjadi dengan adanya pembangunan dan operasional pabrik di KIT Batang yaitu pembukaan lapangan kerja secara besar-besaran. Kemudian, pendapatan negara juga akan bertambah, baik dari pajak penghasilan untuk karyawan pabrik dan perusahaan maupun penghasilan negara bukan pajak (PNBP).
Namun hal yang lebih penting lagi, pada pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) ini adalah untuk mengurangi jumlah angka pengangguran atau membuka peluang kerja bagi pencari kerja lokal.
Direktur Utama KIT Batang, Galih Saksono mengklaim bahwa pembangunan infrastruktur di KIT Batang bakal rampung dan semua tenant (penyewa) bisa beroperasi pada pertengahan 2023. PT Kawasan Industri Terpadu Batang, kata dia, memastikan pasokan air, listrik dan gas sudah sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
“Ini artinya, semua tenant akan rapi dan bisa beroperasi pada pertengahan 2023,” katanya.
Berdasar tahapan pertama dengan luasan lahan 450 hektare yang ditawarkan pemerintah, sudah masuk sebanyak 14 investor yang siap membangun perusahaan di Kawasan Industri Terpadu Batang. Dari 14 investor itu, kata Galih Saksono, terdiri atas 10 penanam modal asing (PMA) dan dua investor dari penanam modal dalam negeri (PMDN) sehingga hal itu akan memberikan peluang para pencari kerja mendapatkan pekerjaan.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI, Ida Fauziyah melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung anjungan siap kerja di KIT Batang, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang pada Jumat, 5 Agustus 2022.
Ia mengatakan peletakan batu pertama gedung anjungan siap kerja ini akan menggunakan sistem one stop services yang mana semua pelayanan tenaga kerja ada di KITB. Kementerian Tenaga Kerja akan melakukan beberapa hal yang pertama menyusun seleksi makro dan mikro tenaga kerja dan dilanjutkan dengan mengembangkan sistem informasi pasar kerja.
Menurut Menaker, dengan adanya KITB diproyeksikan bakal menyerap 282.000 tenaga kerja dan dalam jangka pendek hingga tahun 2023 dibutuhkan 20.000 tenaga kerja.
Dengan mendekati selesainya pembangunan perusahaan di KIT Batang , Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Batang terus mendesak agar memprioritaskan pekerja lokal sesuai dengan keahliannya.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo maupun pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang tidak henti-hentinya menyampaikan permintaan untuk memprioritaskan pekerja lokal agar bekerja di KIT Batang. Berdasar data Pusat Statistik Kabupaten Batang disebutkan tingkat pengangguran terbuka pada 2019 sebanyak 4,16 persen, tahun 2020 sebanyak 6,92 persen, kemudian tahun 2021 mencapai 6,59 persen.
Peletakan batu pertama pembangunan gedung anjungan siap kerja di KIT Batang disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Batang karena daerah ini menjadi salah satu program prioritas strategis yang mendukung menumbuhkan ekonomi nasional.
“KIT Batang dipilih Presiden Joko Widodo untuk menjadi tumpuan industri di Indonesia dan memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi pencari kerja,” kata Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki.
Lima tahun ke depan Kawasan Industri Terpadu Batang akan membutuhkan 280.000 tenaga kerja. Pada fase pertama sudah sold out atau terjual semua kepada 12 tenant yang sudah sepakat berinvestasi di KIT Batang. Dari 12 tenant itu, rencananya ada 3 tenant yang akan beroperasi pada pertengahan tahun 2023 sehingga dengan adanya gedung anjungan SIAP kerja akan berkesinambungan satu sama lain karena jika adanya lapangan kerja yang berlimpah maka harus ada persiapan untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten sesuai kebutuhan perusahaan.
Oleh karena itu, Pemkab Batang menitip agar masyarakat lokal harus menjadi prioritas terlebih dahulu agar dapat bekerja di perusahaan di Kawasan Industri Terpadu Batang. Diharapkan dengan akan beroperasinya sejumlah perusahaan di Kawasan Industri Terpadu Batang akan memberikan harapan baru dengan turunnya akan pengangguran di daerah tersebut. (Lingkar Network | Anta – Lingkarjateng.id)