PATI, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Hadi Santosa mengungkapkan bahwa, sejauh ini harga daging sapi di Kabupaten Pati masih stabil. Meskipun, saat ini tengah ramai wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak warga.
“Harga daging sapi dengan maraknya PMK masih stabil karena di Pati belum ditemukan adanya kasus PMK. Hari Jumat lalu, saya dan Dinas Pertanian dan Peternakan pergi ke pasar hewan Margorejo untuk melakukan screening. Kita ikut andil dengan memfasilitasi dan membantu dari tempat dan ternak. Terkait pengecekan penyakit, yang tahu secara teknis adalah Dinas Pertanian dan Peternakan. Mereka cek satu per satu ternak yang datang, tapi informasi terakhir belum ada penyakit PMK di Pati. Jadi, untuk harga belum terpengaruh,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (18/5).
Meskipun hewan ternak di Kabupaten Pati belum ada yang terjangkit PMK, namun pihaknya berharap penyakit tersebut dapat segera ditangani. Pasalnya, apabila PMK sampai di Kabupaten Pati, maka akan berdampak pada harga ternak maupun harga daging.
“PMK juga berpengaruh terkait harga jual ternak maupun daging yang terkait langsung dari keuntungan peternak, karena juga pemanfaatan pasar hewan. Kalau terjadi seperti itu pasti akan membuat penjualan menurun,” ujarnya.
Meskipun dampak yang ditimbulkan dari PMK tidak signifikan, menurutnya bakal tetap menimbulkan kerugian. Apalagi harga daging sapi saat ini mulai mengalami penurunan.
“Semoga tidak menyebar. Saat ini harga daging sapi di pasar masih Rp 136 ribu per kilogram untuk harga daging sapi, kalau kemarin waktu Lebaran mencapai Rp 145 ribu per kilogram,” ungkapnya. (Lingkar Network | Ika Tamara Dewi – Koran Lingkar)