SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menegaskan pentingnya menjalin sinergitas antar wilayah pada setiap daerah di Jawa Tengah sebagai langkah memajukan pembangunan di Ibu Kota Jawa Tengah.
Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan Wilayah dengan tema “Sinergitas Kebijakan dan Gotong Royong dalam Upaya Menghadapi Tantangan Pembangunan Jawa Tengah” di Pendopo Kantor Bupati Pekalongan.
Hendi sapaan akrab Wali Kota Semarang mengungkapkan, jika selama ini Semarang terus menjalin kerja sama dengan beberapa daerah seperti Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Demak, Grobogan, hingga Salatiga.
“Dalam rangka meningkatkan potensi wisata melalui aglomerasi,” ungkap Hendi.
Konsep Kawasan Wisata Aglomerasi Semarang Raya Terinspirasi Yogyakarta
Dalam kegiatan Musrenbang tersebut, Hendi menekan kepada Ganjar Pranowo, terkait konsep Wisata Aglomerasi yang digagasnya sebagai upaya penguatan ekonomi wilayah. Dia menyebut bahwa setiap kepala daerah sepakat jika Wisata Aglomerasi menjadi salah satu daya dukung penting untuk menggerakkan perekonomian.
“Awal 2022 kemarin kita melakukan pertemuan aglomerasi dengan kawan-kawan bupati,” ujarnya.
Pihaknya juga menyoroti besarnya potensi wisata pada daerah aglomerasi yang banyak ragam untuk dikembangkan bersama untuk mewujudkan kebangkitan perekonomian. Hendi menyebut, kolaborasi dan sinergi ini dirasa sangat cocok untuk penanganan perekonomian setelah terdampak pandemi selama 2 tahun.
Lebih lanjut, dia menjelaskan ada beberapa produk hasil dari kerja sama UMKM secara aglomerasi Semarang Raya.
“Untuk menguatkan kapasitas UMKM di masing-masing wilayah, saat ini di Kota Lama ada produk UMKM dari Mbak Eisti (Bupati Demak) dan Bu Sri (Bupati Grobogan), yang lainnya nanti akan menyusul,” jelas Hendi.
Hendrar Prihadi Harapkan Semarang Night Carnival Dongkrak Ekonomi
Selain itu, Hendi juga melakukan penetrasi melalui penumbuhan peluang ekonomi, misalnya menekan kebutuhan masyarakat. Hal itu dilakukan pemerintah melalui konsep fasilitas publik gratis dari lahir hingga meninggal untuk meringankan masyarakat yang saat ini sudah dijalankan oleh Pemkot Semarang.
Begitupun terkait dengan stunting, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Semarang sudah melakukan program yang namanya pemberian makanan dan susu gratis.
“Terkait penanggulangan angka stunting, kami punya program pemberian makanan tiga kali sehari sebagai wujud kepedulian pemerintah untuk memberi contoh makanan yang sehat. Sebanyak 1.367 balita diberi makan 3 kali sehari,” tutup Hendi. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)