Hasil Belum Maksimal, Petani Kopi di Pekalongan Ini Mengaku Butuh Alat Penjemur

kopi pekalongan 1

KOPI: Petani kopi Desa Bantar Kulon, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan, tengah menjemur biji kopi di hamparan jalan, lantaran tidak memiliki DOM, Sabtu, 29 Juni 2024. (Fahri Akbar/Lingkarjateng.id)

PEKALONGAN, Lingkarjateng.id  – Rochim, petani kopi asal Desa Bantar Kulon, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan, mengklaim bahwa kopi robusta Tugu Sari yang dihasilkan di desanya merupakan kopi organik. Klaim ini berdasarkan proses perawatan kopi yang tidak melibatkan produk kimia apapun.

“Pohon kopi ini kami rawat secara alami, cabang-cabang dipangkas sesuai kebutuhan, dan untuk pupuknya kami menggunakan daun kopi yang gugur jatuh ke tanah. Jadi benar-benar murni tanpa kimia,” ujar Rochim saat ditemui di kebun kopinya di Desa Bantar Kulon pada Sabtu, 29 Juni 2024.

Dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), kopi yang dipanen di desa ini memiliki kualitas tinggi. Rochim menjelaskan bahwa saat ini harga kopi yang mereka panen sedang mengalami kenaikan signifikan.

“Biasanya hanya sekitar 18 hingga 25 ribu per kilogram, namun pada musim panen ini, harganya tembus hingga 65 ribu per kilogram, bahkan yang berkualitas Biji sortir bisa mencapai 90 ribu per kilogram,” tambahnya.

Meski harga kopi sedang naik, para petani kopi di wilayah ini masih menghadapi sejumlah kendala. Salah satu masalah utama adalah proses penjemuran kopi yang masih menggunakan hamparan di atas tanah maupun di jalan-jalan. Rochim merasa perlu ada inovasi dalam metode penjemuran untuk meningkatkan kualitas kopi di desanya.

“Saya memiliki keinginan untuk membuat DOM, semacam tempat khusus untuk penjemuran kopi. Namun, kendala permodalan masih menjadi hambatan, Karena Biaya yang dibutuhkan untuk Membangun Dom itu tidak sedikit. Saya berharap ke depan ada pihak-pihak terkait yang bisa memberi atau membuat arahan untuk pembuatan dom penjemuran kopi di desa kami,” harap Rochim.

Sebagai anggota Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM), Rochim berkomitmen untuk terus mengembangkan dan mempromosikan kopi robusta Tugu Sari sebagai salah satu produk unggulan di desanya. Ia berharap, upaya ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan para petani kopi di desanya, tetapi juga membantu melestarikan metode pertanian yang ramah lingkungan. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version