SALATIGA, Lingkarjateng.id – Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Salatiga dari tahun ke tahun terus menurun. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinnaker) mencatat TPT pada 2021 di Salatiga sebesar 7,26 persen; kemudian pada 2022 turun menjadi 5,58 persen dan 2023 lalu turun lagi hingga angka 4,57 persen.
Kepala Disperinnaker Kota Salatiga Susanto Adi Wibowo menyatakan, pihaknya berhasil menurunkan angka pengangguran secara signifikan pada 2023 lalu.
“Data di tahun 2023, TPT Kota Salatiga sebesar 4,57 persen. Angka ini memang sedikit di bawah angka TPT rata-rata kabupaten/kota di Provinsi Jateng,” ucapnya pada Rabu, 29 Mei 2024.
Dia menjelaskan, penurunan tingkat pengangguran terbuka di Salatiga tak lepas dari program yang telah dilaksanakan Disperinnaker. Salah satunya adalah Salatiga Job Fair. Program tersebut diadakan untuk mempertemukan para pencari kerja dan perusahaan yang sedang membutuhkan pekerja.
“Job fair bagian dari upaya kami untuk menekan angka TPT. Harapannya dengan adanya job fair yang kami gelar tiap tahun ini, TPT di Salatiga juga dapat terus ditekan,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga mencatat tingkat pengangguran terbuka hingga akhir Desember 2023 lalu mencapai sekitar 5.180 orang.
Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, menyarankan program Salatiga Makmur yang digulirkan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tidak hanya menyasar kelompok UMKM saja, tetapi juga menolong pengangguran di Kota Salatiga.
“Kami mengapresiasi program Salatiga Makmur. Pada program tersebut, BAZNAS membantu permodalan, alat kerja dan pendampingan terhadap setidaknya 25 UMKM setiap bulan. Tinggal kita perluas, sasaran Salatiga Makmur jangan cuma UMKM, tapi justru yang masih nganggur itu yang harus kita tolong,” kata Yasip.
Menurutnya, dalam penanganan pengangguran bisa dikolaborasikan antara BAZNAS dengan Pemkot Salatiga.
“BAZNAS nanti dengan permodalannya, kami dengan pelatihannya. Dan syarat mengajukan adalah pengangguran yang sudah ikut pelatihan. Kita mencetak calon pengusaha dengan mencetak skill-nya, BAZNAS mendukung dengan permodalan awal,” ucapnya.
Yasip berharap, pengangguran yang telah mendapat bantuan itu nantinya juga akan melakukan hal yang sama. Yakni, setelah usaha mereka berjalan, maka zakat mereka akan masuk ke BAZNAS untuk kemudian disalurkan kepada pemuda yang menganggur dalam bentuk modal usaha.
“Nantinya, mereka wajib mensponsori pemuda-pemuda yang nganggur lainnya, sehingga uang terus bergulir,” tandasnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)