PATI, Lingkarjateng.id – Pati Raya yang terdiri dari Kabupaten Pati, Kudus, Jepara, Rembang, dan Blora akan menjadi tuan rumah bersama perhelatan akbar Pekan Olahraga Provinsi Jawa Tengah atau Porprov Jateng tahun 2023 ini.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Didin Syafruddin, berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati melakukan berbagai persiapan lantaran akan menjadi salah tuan rumah.
Wakil rakyat yang duduk di Komisi D DPRD Pati ini menyoroti persiapan Stadion Joyokusumo yang akan menjadi venue pembukaan bulan Agustus nanti. Penggunaan rumput sintesis di lapangan Joyokusumo dikhawatirkan akan rusak sehingga perlu perhatian khusus.
DPRD Pati Endah Sri Wahyuningati Targetkan 3 Besar pada Porprov 2023
Menurutnya, penggunaan rumput sintesis yang menelan biaya cukup besar ini juga memerlukan perawatan yang besar pula. Sehingga Pemkab diminta untuk bisa memastikan kelayakan rumput hingga penyelenggaraan Porprov Jateng selesai.
“Kalau kita jadi tuan rumah kita harus bersiap. Perawatan itu memang tidak bisa kita hindari. Jadi harus menerima konsekuensi itu dalam hal perawatan. Kalau kita pemerintah harus bisa memberikan anggaran,” ungkapnya.
Dengan adanya perhatian dari Pemkab Pati, Didin berharap tidak ada keluhan lagi mengenai rumput lapangan Joyokusumo. Apalagi setelah Porprov selesai, Stadion Joyokusumo juga harus bersiap menjadi tuan rumah dari Persipa Pati dalam mengarungi kompetisi Liga 2 Nasional.
Ketua Komisi B DPRD Pati Dukung Atlet Panahan di Porprov Jateng 2023
Penataan dan perencanaan venue dari tiap-tiap lokasi yang akan menjadi venue cabang olahraga pun perlu mendapat perhatian lebih.
Politisi dari Partai NasDem menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan tugas untuk Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) bersama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) agar Porprov 2023 berjalan lancar, termasuk dalam hal sarana prasarana.
“Kerusakan juga harus bisa diminimalisir dengan melakukan penataan venue untuk penonton. Memang bisa terjadi kerusakan, tapi itu bisa diminimalisir dengan perencanaan yang matang. Kalau beli rumput mahal tidak boleh dipakai, mau untuk apa,” tutup wakil rakyat dari Kecamatan Trangkil ini. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)