DEMAK, Lingkarjateng.id – Aparat Polres Demak dibantu TNI, Dinas Perhubungan, petugas Satpol PP Demak, dan Linmas memperketat pengawasan objek wisata. Pengawasan oleh aparat gabungan dilakukan saat kegiatan tradisi Syawalan Demak atau Kupatan seminggu sesudah Lebaran.
Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono mengatakan bahwa pihaknya menyebar 400 personel untuk pengamanan di objek wisata Demak.
“Kami sebar 400 personel untuk pengamanan seluruh objek wisata yang ada di Kabupaten Demak. Tujuannya agar pengunjung merasa aman dan nyaman saat tradisi Syawalan,” tuturnya, Senin (9/5).
Objek Wisata Demak Digeruduk Pengunjung, Pengelola Diminta Perketat Keamanan
Tradisi Syawalan yang dikenal dengan sedekah laut berupa larung sesaji yang dilakukan oleh para nelayan di tengah laut tersebut menjadi daya tarik ribuan wisatawan lokal maupun luar daerah.
Adapun tempat yang mengadakan Syawalan di Kabupaten Demak, yaitu Pantai Morosari Kecamatan Sayung, Pantai Glagahwangi Kecamatan Karangtengah, Pantai Morodemak Kecamatan Bonang, dan Pantai Onggojoyo Kecamatan Wedung.
“Banyak orang yang hadir dalam tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun tersebut. Tujuan Syawalan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dan bentuk ikhtiar para nelayan dengan harapan mendapat keberkahan limpahan rezeki dan keselamatan,” ungkap Kapolres.
Menurutnya, angka kasus Covid-19 di Indonesia yang melandai menjadi alasan masyarakat diperbolehkan untuk mudik. Hal ini membuat antusias masyarakat untuk berwisata juga cenderung meningkat, terlebih banyak objek wisata yang beroperasi.
Namun begitu, Polres Demak tetap berupaya dan mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.
“Tidak menutup kemungkinan, momentum Syawalan seperti ini dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan. Oleh sebab itu, kami tingkatkan pengamanan dan pengawasan di seluruh objek wisata,” jelasnya.
Lanjut Kapolres, khusus objek wisata kolam renang, kami mengimbau agar pengelola meningkatkan pengawasan kepada pengunjung sehingga tidak ada korban anak tenggelam.
“Untuk para wisatawan, pengawasan orang tua terhadap anak sangat penting. Jangan sampai euforia saat berwisata kemudian melupakan tidak mengawasi anak,” tuturnya.
Ia menambahkan, khusus pengamanan kegiatan Syawalan di pantai, pihaknya membatasi jumlah penumpang kapal maupun perahu yang digunakan wisatawan. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut yang sering terjadi saat Syawalan.
“Kami tidak ingin ada kecelakaan laut yang mengakibatkan korban jiwa seperti kapal tenggelam maupun perahu terbalik akibat kelebihan penumpang. Untuk itu, kami lakukan pengawasan dan pembatasan jumlah wisatawan yang naik kapal maupun perahu,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)