DEMAK, Lingkarjateng.id – Cuaca yang tidak menentu membuat produksi tembakau berkurang. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Desa Tlogorejo, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak yang juga menjabat sebagai Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Muhammad Sodiq.
“Saat ini daun yang bisa diambil itu daun nomor enam, biasanya kan daun nomor satu sudah bisa kita petik, sekarang yang satu sampai lima hilang jadi dendeng,” ungkap Sodiq pada Selasa, 11 Oktober 2022.
Ia juga menyampaikan, walaupun tertolong dengan harga tinggi tetapi hasilnya kurang memuaskan karena daunnya hilang.
“Apabila biasanya daunnya itu satu batang bisa 25 daun, sekarang yang kita ambil hanya sekitar 18-19 daun. Oleh karena itu, harganya tinggi karena bahannya yang kurang,” ujarnya.
Lebih lanjut Sodiq berharap, untuk tahun 2023 bisa menanam lebih banyak, hasilnya bagus, dan harganya juga bagus.
“Hujan itu musuhnya tembakau. Tembakau itu senangnya kalau tidak ada hujan, karena tembakau hanya membutuhkan air yang sedikit dan termasuk tanaman yang unik, saat tanaman lainnya mati karena panas tembakau tetap hidup,” jelasnya.
Sodiq juga mengungkapkan bahwa, total petani yang ada di Desa Tlogorejo ada 1.721 dengan luas lahan 83 hektar. Biasanya, dalam 1 hektar petani bisa mendapatkan 1.300 kilogram hingga 1.600 kilogram, namun sekarang 1 hektar hanya dapat 900 kilogram.
“Biasanya dikirim ke Djarum, Gudang Garam, Noroyono, tetapi yang paling banyak itu di Djarum. Harga tertinggi kemarin dari Djarum Rp 42 ribu per kilogram, kalau dari Gudang Garam Rp 46 ribu per kilogram untuk tahun ini. Biasanya paling laku Rp 41 ribu per kilogram di tahun-tahun sebelumnya. Jadi, diuntungkan dengan harga. Alhamdulillah petani tertolong walaupun produksinya kurang tetapi tertolong dengan harga yang tinggi,” tandasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)