BATANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang baru saja melakukan uji coba sistem irigasi bergilir untuk mencegah tanaman puso atau gagal panen pada saat memasuki musim kemarau.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Kabupaten Batang Susilo Heru Yuwono mengatakan, bahwa sebagian petani masih memiliki anggapan perlunya mengairi lahan tanaman dengan air yang melimpah padahal hal itu tidak perlu terjadi, apalagi pada saat memasuki musim kemarau.
“Oleh karena itu, kami akan mengantisipasi terjadinya kekeringan pada sistem irigasi di sejumlah titik yaitu dengan pengairan secara bergilir,” kata Susilo Heru Yuwono, pada Kamis, 3 Agustus 2023.
Menurut Heru, pihaknya melakukan strategi dan bersinergi dengan Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Jawa Tengah yang sedang diujicobakan di lahan seluas 5 hektare di Desa Gringgingsari, Kecamatan Wonotunggal untuk membantu proses tanam yang sedang berlangsung.
Rencananya pola serupa, kata dia, juga akan diterapkan di daerah rawan kekeringan agar memudahkan pengairan di lahan tanaman yang sedang membutuhkan air selama musim tanam.
“Kami meyakini selama tanah masih basah maka kualitas padi bisa mencapai 60 persen,” katanya.
Dikatakan, selama Januari 2023 hingga Juli 2023, secara komulatif luas lahan yang membutuhkan pengairan sekitar 21 ribu hektare namun pada Agustus 2023 hanya tersisa 2.300 hektare.
Disisi lain, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Karanggeneng, Kunasir mengatakan saat ini ada dua sungai yang masih bisa mengairi 40 hektare lahan pertanian. Namun, kata dia, kondisi aliran sungai rawan terjadi kekeringan pada saat memasuki musim kemarau.
“Biasanya aliran air sungai lancar tetapi sekarang berkurang. Musim kemarau yang mulai melanda di daerah ini membuat petani khawatir sumber irigasi lahan pertanian mengering,” tutupnya. (Lingkar Network | Anta – Koran Lingkar)