KUDUS, Lingkarjateng.id – Pelatihan dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) bagi buruh rokok masih terus berlanjut. Dari total 16 paket pelatihan yang diadakan di Federasi Serikat Buruh Rokok Tembakau Makanan Minuman (FSP RTMM) Kabupaten Kudus tahun ini, tinggal menyisakan dua paket pelatihan.
Sekretaris PC FSP RTMM Kudus Agus Purnomo menyebut, dua paket keterampilan kerja yang masih berlangsung ini yaitu pelatihan kerajinan kain flanel dan buket. Pelatihan ini sudah diadakan sejak Senin, 4 September 2023.
Kedua pelatihan ini, kata dia, diharapkan bisa meningkatkan kreativitas dan keterampilan para peserta. Sehingga, nantinya para buruh rokok memiliki bekal untuk membuka usaha secara mandiri.
“Masing-masing kelas pelatihan diisi 16 orang peserta dari kalangan buruh rokok maupun keluarganya. Pelatihan dipusatkan di gedung PC FSP RTMM selama 17 hari di bawah bimbingan instruktur profesional,” ujar Agus saa ditemui di Kudus, pada Kamis, 7 Agustus 2023.
Ia menjelaskan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja ini berdasarkan klaster kompetensi dan bekerja sama dengan UPTD BLK Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi dan UKM Kabupaten Kudus.
Pelatihan yang dikoordinir PC FSP RTMM Kabupaten Kudus di antaranya seperti pelatihan pengolahan ikan, menjahit pakaian anak, menjahit pakaian pria, barbershop, tata boga, kerajinan, dan beberapa keterampilan lainnya.
Pihaknya memperkirakan dua pelatihan terakhir tahun ini bisa rampung pada bulan September. Selanjutnya, akan dipantau dampak pelatihan yang sudah diberikan bagi kalangan buruh rokok dan keluarga buruh rokok.
“Dengan fasilitasi pelatihan ini, bisa menambah keterampilan buruh rokok di Kudus. Supaya bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan tambahan penghasilan, misalnya membuat usaha,” harapnya.
Sekarsari satu di antara peserta dari kalangan buruh PT Djarum mengatakan, dari berbagai jenis pelatihan yang disediakan, dia tertarik mengikuti pelatihan pembuatan buket.
Dengan harapan, keterampilan yang dia dapatkan nantinya bisa diterapkan untuk menghasilkan karya yang bisa dijual sehingga ada tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
“Dasarnya saya suka coba-coba buat karya. Pernah juga buat keterampilan yang mirip dengan ini (buket). Tapi masih sebatas coba-coba saja, butuh bimbingan dari pelatihan,” kata Sekarsari. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)