KUDUS, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus berencana melakukan revitalisasi Alun-Alun Lama yang kini menjadi Taman Menara Kudus pada akhir tahun 2022. Sebanyak Rp 800 juta telah dianggarkan untuk melaksanakan rencana tersebut.
Alun-Alun Lama Kabupaten Kudus yang kini menjadi Taman Menara Kudus tersebut saat ini menjadi tempat pangkalan ojek wisata religi Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus. Oleh karena itu, Pemkab Kudus akan melakukan relokasi dan menyediakan tempat yang lebih sesuai untuk para pelaku ojek Menara.
“Taman Menara rencananya akhir tahun ini, sudah kita anggarkan kira-kira Rp 800 juta,” kata Bupati Kudus HM Hartopo, belum lama ini.
Bupati Hartopo menyebut, lokasi tersebut tidak sesuai untuk dijadikan pangkalan ojek. Pasalnya, Taman Menara Kudus merupakan Alun-Alun Lama yang sudah menjadi salah satu ikon sejarah di Kabupaten Kudus.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan penyesuaian di pinggir-pinggir Taman Menara Kudus agar terlihat lebih cantik. Sementara untuk pangkalan ojek Menara, tambah Bupati Hartopo, akan dicarikan tempat yang lebih nyaman dan strategis sebagai solusinya.
“Karena di situ memang bukan tempatnya untuk pangkalan ojek. Jadi akan kita lakukan relokasi dan kita carikan tempat yang baru lagi untuk penataan ulang,” tandas Bupati Hartopo.
Sementara itu, salah satu tukang ojek Menara, Yoga Dzaki Mufadol mengungkapkan kekhawatirannya mengenai wacana Pemkab Kudus yang akan melakukan revitalisasi Alun-Alun Lama Kudus atau Taman Menara.
Menurut Yoga, Pemkab Kudus melalui Bupati Hartopo yang datang pada bulan Juli silam, tidak menyampaikan terkait agenda revitalisasi kepada para tukang ojek Taman Menara.
“Tentu saja, kami merasa khawatir karena belum ditentukannya relokasi tempat mangkal para ojek,” ucapnya pada Sabtu, 13 Agustus 2022.
Dirinya berharap, akan diberikan kepastian melalui sosialisasi terkait tempat dan program revitalisasi Taman Menara Kudus kepada para pelaku ojek Menara Kudus secara langsung.
Untuk diketahui, ojek Taman Menara Kudus saat ini terbagi menjadi dua shift dengan jumlah 200 orang di shift pagi dan shift malam sekitar 400-500 orang. Sementara untuk pemasukan diperkirakan sebanyak Rp 50 ribu sampai Rp 200 ribu per hari.
“Untuk pemasukan ojek rata-rata Rp 50 hingga Rp 200 ribu per hari,” bebernya. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Koran Lingkar)