SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah (Jateng) berencana membentuk Satuan Gugus Tugas (Satgas) penanganan serangan binatang liar. Imbauan tersebut menindaklanjuti adanya serangan hewan monyet ekor panjang atau monyet liar di sejumlah wilayah di Jateng.
Kepala DLHK Jateng Widi Hartanto mengungkap, saat ini sejumlah daerah seperti Wonogiri, Boyolali, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Cilacap telah dimasuki kawanan monyet liar ekor panjang. Bahkan, kawanan monyet ini telah menyerang sejumlah rumah warga.
Serangan monyet panjang ini diduga akibat musim kemarau yang menyebabkan sejumlah pasokan makanan di hutan berkurang.
“Kejadian serangan monyet dalam sebulan terakhir ada beberapa daerah yang membuat pengaduan kepada kami. Antara lain dari Pemkab Wonogiri, Cilacap, terus baru-baru ini ada laporan juga dari Ungaran dan Boyolali,” katanya saat dihubungi pada Selasa, 15 Agustus 2023.
Ia mengatakan kegiatan ini melibatkan perwakilan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Polisi Hutan (Polhut) Perhutani serta TNI/Polri untuk membasmi serangan binatang liar seperti monyet ekor panjang.
“Sedang kami bentuk Satgasnya. Surat Keputusan (SK) sudah digodok. Peran polhut nantinya akan dimaksimalkan. Termasuk dari semua komponen masyarakat, mulai para babin desa, DLHK dan BKSDA,” ujarnya.
Pihaknya juga bakal melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam penggunaan teknologi mutakhir dan melakukan mitigasi sebaran kawanan monyet ekor panjang. Dengan pemetaan terperinci, maka populasi monyet ekor panjang bisa dikendalikan tanpa harus membunuh hewan primata tersebut.
“Upaya ke depan perlu kita lakukan dengan BRIN untuk memetakan menggunakan teknologi. Jadi tidak perlu dimatikan, tetapi cukup dijaga jumlahnya agar tidak mengganggu masyarakat,” terang Widi.
Terpisah, Koordinator PPH BKSDA Jateng Joko Sulistyanto membenarkan bahwa pihaknya akan ikut membentuk Satgas untuk menangani serangan binatang liar yang meresahkan warga setempat.
Untuk saat ini, pihaknya masih berusaha mematangkan metode penanganan binatang liar sebagai wujud menyelamatkan nyawa manusia dari gigitan hewan sekaligus mengantisipasi penularan virus zoonosis.
“Kalau di Jawa Tengah ‘kan terbanyak serangannya berasal dari monyet, lalu yang di Pantura Jepara juga ada kejadian macan tutul beberapa waktu lalu. Maka kita sedang menyiapkan aturan sesuai yang dilakukan tim satgas,” ungkap Joko. (Lingkar Network | Rizky Syahrul – Lingkarjateng.id)