Beli Pertalite dan Solar Pakai MyPertamina, Warga Pati: Bikin Repot

MENGANTRE: Sejumlah warga mengantre untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Desa Gajahmati, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. (Arif Febriyanto/Lingkarjateng.id)

MENGANTRE: Sejumlah warga mengantre untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Desa Gajahmati, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. (Arif Febriyanto/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Warga Pati menilai penggunaan aplikasi MyPertamina dalam pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar merepotkan. Terlebih kedua jenis BBM tersebut banyak digunakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah.

Witono, salah seorang pengendara sepeda motor sekaligus pekerja yang seharinya bekerja di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati mengaku tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Menurut Witono, kebijakan ini adalah trik dari pemerintah supaya masyarakat lebih memilih membeli jenis Pertamax.

“Detailnya bagaimana kurang tahu, tapi kalau memang ini diterapkan ya merepotkan. Memakan waktu juga ‘kan harus buka HP ya? Mungkin ini semacam trik pemerintah supaya kita membeli Pertamax yang tidak subsidi,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan oleh pengendara sepeda motor lainnya, Gayus. Ia menuturkan, hal ini sama dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi saat kasus vaksinasi Covid-19.

Meski begitu, upaya pemerintah harus tetap dipatuhi. Sebagai masyarakat, Gayus mengaku tidak bisa mengeluh terhadap segala bentuk upaya dari pemerintah yang diterapkan.

“Ya namanya kita rakyat kecil, ya manut saja aturan pemerintah. Ini ‘kan seperti vaksin dulu, mau masuk ke mana harus pakai aplikasi PeduliLindungi. Kasusnya saya rasa seperti itu,” bebernya.

Pendapat berbeda justru diungkapkan oleh Adhit yang merupakan rekan kerja Witono. Sebagai pengendara sepeda motor, ia mengaku tidak peduli dengan kebijakan pemerintah. Terlebih ia sering menggunakan Pertamax ketimbang Pertalite. Karena menurutnya, Pertamax jauh lebih irit ketimbang Pertalite.

“Terserah ya mau aturan apa saja, ‘kan saya pakainya Pertamax. Lebih irit ‘kan?” kata dia. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version