SALATIGA, Lingkarjateng.id – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Salatiga menekankan semua pihak mewaspadai adanya politik uang saat tahapan dan menjelang Pemilu 2024 mendatang. Selain itu diharapkan juga adanya antisipasi terjadinya konflik horizontal.
Pihak Bawaslu pun mulai menyiapkan strategi pengawasan sejak dini. Persiapan ini dilakukan dengan mengadakan konsolidasi pengawasan bersama elemen masyarakat yang digelar di Hotel Grand Wahid, Salatiga, Sabtu (5/11). Acara ini juga dihadiri perwakilan partai politik, TNI, Polri, dan dinas terkait.
Ketua Bawaslu Salatiga Agung Ari Mursito mengatakan, dalam sejarahnya, pelaksanaan Pemilu di Salatiga belum pernah terjadi konflik horizontal. Namun, pihaknya tetap melakukan antisipasi dengan menggunakan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP).
Menurutnya di Salatiga selama pelaksanaan pemilu lalu justru rawan pada politik uang, terutama di daerah pinggiran. Menurutnya, sinergi antarstakeholder sangat perlu dilakukan, dengan memetakan rawan konflik sejak awal agar situasi kondusif.
“Potensi kerawanan akan dipetakan secara keseluruhan dengan harapan bisa menjaga kondusifitas Kota Salatiga,” jelas Agung Mursito.
Kasat Reskrim Polres Salatiga AKP Nanung Nugroho mengatakan, Salatiga adalah kota yang sangat kondusif. Padahal, secara geografis berada di antara dua kota yang rentan kerawanan Pemilu.
“Daerah kita ini sering dijadikan ajang tempat tawuran dari luar daerah sekitar Salatiga,” ujar Nanung.
Sementara, Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit mengatakan penyusunan Indeks Kerawanan Pemilu sangat penting untuk mencegah terjadinya hal-hal yang muncul saat pemilu.
“Contoh adanya kekurangan surat suara yang bisa menimbulkan kerawanan,” katanya.
Dance mengakui Salatiga merupakan kota yang kondusif dalam pemilu. Namun demikian yang perlu diwaspadai adanya black campaign (kampanye hitam).
“Saya sendiri pernah mengalami black campaign terkait isu SARA. Masyarakat diedukasi agar paham politik yang baik,” kata Dance Ishak Palit. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)