KENDAL, Lingkarjateng.id – Aspal ambyar di Dusun Dawuhan, Desa Genting Gunung, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal terus menuai kekecewaan. Diketahui, proyek pengaspalan jalan di dusun tersebut baru seminggu selesai, namun aspal jalan itu ambyar dan mudah diurai.
Salah seorang tokoh masyarakat di Dusun Dawuhan, Desa Genting Gunung, Alfan mengatakan jika pemborong terus berdalih bahwa pekerjaan pengaspalan jalan tersebut sudah sesuai. Pemborong juga meminta pelunasan dari hasil pekerjaan tersebut.
“Saya sebagai warga biasa tidak tahu soal spek dan lainnya. Yang jelas secara fisik, kami menginginkan pekerjaan tersebut (hasilnya, red) bagus. Siapa pun orang awam tahu kalau pekerjaan aspal saat ini sangat jelek,” kata Alfan, pada Rabu, 11 Oktober 2023.
Kades Genting Gunung Kendal Geram, Baru Seminggu Aspal Jalan Desa Sudah Ambyar
Ia mengatakan, ketika dirinya dan warga memantau proyek pengaspalan jalan, pemborong sudah ditegur saat awal mulai proyek itu.
Namun, kata dia, pihak pemborong malah memberikan keterangan kepada warga bahwa, anggaran sebesar Rp 171 juta dinilai tidak cukup untuk mengaspal jalan sepanjang 443 meter dengan lebar 3 meter.
“Saya bilang ke pemborong, kalau anggarannya tidak cukup tidak usah diterima pekerjaannya, dari pada hasilnya mengecewakan warga. Setelah viral sudah ada perbaikan, tapi hanya memakai perata aspal yang kecil sehingga tidak ada tekanan,” lanjutnya.
Viral Aspal Jalan Desa Ambyar, Dispermasdes Kendal Sidak ke Lokasi
Ketika Kepala Desa Genting Gunung meninjau pengaspalan jalan bersama dirinya dan warga lain jawabannya sama, yaitu alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Kendal berupa selender tidak bisa digunakan karena terkendala kontur jalan.
“Mereka beropini, bagaimana pun caranya agar diterima dan segera dilunasi. Itu yang kami lihat,”jelasnya.
Ditanya Inspektorat soal Aspal Ambyar, Kades Genting Gunung Kendal Beralasan Proyek Belum Selesai
Semetara itu, Ahmad Yahya warga lainnya menjelaskan, jika pekerjaan pengaspalan jalan sama sekali tidak sesuai contoh dan kesepakatan awal. Ahmad menilai, aspal jalan sangat tipis padahal saat rembug bersama tidak demikian.
“Ini tidak sesuai dengan hasil pertemuan perwakilan warga, pemborong, pendamping desa, dan kepala desa, tipis dan mudah sekali diurai,” kata Ahmad. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Lingkarjateng.id)