Antisipasi Antraks, DP4 Blora Diminta Intensifkan Pemeriksaan Hewan

KANDANG TERNAK: Kondisi kandang ternak sapi. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

KANDANG TERNAK: Kondisi kandang ternak sapi. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

BLORA, Lingkarjateng.id – Selain penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD) yang dikhawatirkan menyerang hewan ternak, kini masyarakat juga perlu mewaspadai penyakit antraks. Hal ini menyusul kasus kematian manusia akibat antraks di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta baru-baru ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Edy Widayat, memastikan untuk di Kabupaten Blora masih aman dari ancaman antraks. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora.

“DP4 Kabupaten Blora sudah mulai intensifkan pemeriksaan hewan di Blora. Jadi kita masih yakin, Blora masih aman,” ujarnya, baru-baru ini.

Edy juga mengimbau kepada masyarakat Blora untuk kooperatif dalam melakukan pencegahan penyebaran antraks. Yaitu dengan melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan terhadap hewan ternak.  

“Kemudian, jika konsumsi daging harus dimasak sampai benar-benar matang. Itu merupakan salah satu cara untuk konsumsi daging dengan aman,” imbuhnya.

Selain itu terkait penyembelihan hewan kurban saat Iduladha kemarin, pihaknya memastikan kesehatan hewan telah diperiksa dan dipastikan aman.

“Kalau hewan Kurban biasanya sudah dinyatakan sehat terlebih dahulu sebelum disembelih, jadi aman,” pungkasnya.

Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kementan) melarang masyarakat untuk membedah hewan ternak yang terindikasi mengalami infeksi bakteri Bacillus Anthracis penyebab penyakit antraks. Bakteri antraks termasuk ke dalam jenis zoonosis yang dapat menular dari hewan herbivora ke manusia.

Masyarakat diimbau untuk waspada, sebab antraks juga dikenal sebagai penyakit tanah yang mampu bertahan hidup selama puluhan tahun karena terdapat spora pada tubuh hewan dan di dalam tanah.

Gejala klinis hewan ditandai dengan demam tinggi di awal infeksi, lalu gelisah, kejang, dan mati. Namun, tidak jarang hewan ternak mati mendadak tanpa gejala klinis.

“Jika hewan mati ini dibedah, maka spora akan keluar dan masuk ke dalam tanah lalu melindungi dirinya selama puluhan tahun,” jelas Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Nuryani Zainudin dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis, 6 Juli 2023. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version