PATI, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati mencatat terdapat 489 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dari periode Januari hingga September 2022. Kasus DBD di Pati tahun ini tergolong meningkat di awal tahun.
Kepala Dinkes Pati, Aviani Tritanti Venusia, mengatakan bahwa DBD merupakan salah satu penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat Pati. Dari 489 kasus, 5 di antaranya meninggal dunia
“Hingga saat ini data terakhir kami itu terkonfirmasi 489 kasus, dari semuanya itu 5 diantaranya meninggal dunia,” kata dia.
Dari sekian banyaknya kasus DBD di Pati, Kecamatan Juwana merupakan daerah dengan kasus tertinggi yaitu 75 pasien. Peningkatan angka kasus DBD, lanjut Aviani, sudah terjadi pada Oktober 2021 silam.
Puncaknya pada Januari awal tahun ini. Akan tetapi kasus mulai melandai dan cenderung stabil sejak Februari hingga September ini.
“Untuk tahun 2022 justru berbeda dengan sebelumnya, yang mana gejolak kasus sudah dimulai pada bulan Oktober, sedangkan peningkatan secara signifikan pada bulan Januari,” tambahnya.
Dengan kasus DBD yang tergolong tinggi ini, pihaknya meminta seluruh elemen masyarakat Pati untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.
Program pemberantasan sarang nyamuk, dirasa Aviani sebagai salah stau langkah yang tepat untuk mencegah perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk.
Mulai dari menutup tempat penyimpanan air hingga mendaur ulang barang bekas adalah beberapa cara yang dapat diterapkan oleh masyarakat Pati dalam rangka mencegah penyakit DBD.
“Sekarang itu harus PSN yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk, yang mana plusnya itu dengan menabur bubuk larvasida, menggunakan obat nyamuk, dan lain sebagainya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)