REMBANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten Rembang akan memperbaiki beberapa ruas jalan pada tahun 2022, salah satunya adalah Jalan Clangapan-Pamotan. Perbaikan ruas Jalan Clangapan-Pamotan rencananya akan dikerjakan di semester ke-2 tahun 2022 dengan memakai sistem gabungan antara cor beton dan aspal.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTaru) Kabupaten Rembang, Nugroho Tri Hutomo pada Senin, 18 Juli 2022 mengatakan bahwa, panjang ruas Jalan Clangapan-Pamotan mencapai 14 kilometer dan jalan tersebut sering dilalui kendaraan muatan berat.
“Gambarannya dari Clangapan-Jape sepanjang 6 kilometer. Kemudian Jape-Pamotan 8 kilometer. Total 14 kilometer,” terangnya.
Pagu penanganan jalan Clangapan-Jape sebesar Rp 1,5 miliar yang direncanakan akan dicor dengan panjang 400 meter dengan lebar 7 meter. Sedangkan, untuk pagu penanganan jalan Jape-Pamotan sebesar Rp 7 miliar yang nantinya gabungan antara aspal dan cor beton. Total ruas Jalan Jape-Pamotan yang akan diperbaiki sepanjang 4 kilometer dengan beberapa spot beton, namun akan didominasi dengan pengaspalan.
“Pagunya Rp 1,5 miliar dengan tonase sebesar itu kita rencanakan dengan beton, karena biayanya tinggi jadi hanya dapat 400 meter dengan lebar 7 meter. Sedangkan yang Rp 7 miliar gabungan antara aspal dan cor beton untuk ruas Pamotan-Jape,” imbuhnya.
Nugroho mengungkapkan, pihaknya mempunyai anggaran rutin sehingga di titik-titik yang parah dan tidak tersentuh tender akan dilakukan pemeliharaan rutin.
Ia menyebut di tahun 2022 ini, DPUTaru Kabupaten Rembang telah melakukan beberapa kali pemeliharaan. Namun, karena konstruksi jalan yang menanggung beban tidak sebanding dengan tonase kendaraan akhirnya jalannya terjadi kerusakan kembali. Selain faktor tonase kendaraan, tambahnya, drainase air yang tersumbat juga menambah parah kondisi jalan sehingga mempercepat kerusakan.
“Ada juga masalah kerusakannya, masalah air. Di sana ada beberapa titik aliran air terjebak di badan jalan. Misalnya saja ada pengusaha tebu, saat ini baru panen. Drainasenya diurug untuk jalan truk. Akhirnya air masuk ke jalan,” tuturnya.
Nugroho menerangkan, air yang menggenangi jalan juga pernah diakibatkan oleh pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang mengalami kerusakan. Sehingga mengakibatkan pipa PDAM bocor seperti yang terjadi di Desa Ringin, Kecamatan Pamotan dan kejadian yang terakhir di perempatan Jape.
“Kemarin ada penambahan pipa. Pipa existing sekarang berada di bawah jalan. Itu kedalamannya kurang dalam. Tekanannya cukup besar. Jadi, sering pecah. Namun setelah koordinasi, tidak terlalu lama cepat ditangani,” pungkasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)