BATANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang menyiapkan langkah strategis untuk mencegah kekurangan air bersih, pada saat memasuki musim kemarau dengan memetakan sejumlah wilayah rawan kekeringan di Batang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang, Ulul Azmi mengatakan bahwa, kondisi cuaca saat ini memang masih sulit diprediksi. Namun, pihaknya sudah menyiapkan langkah untuk mengatasi kondisi kekeringan pada musim kemarau ini.
“Langkah antisipasi bencana kekeringan ini sangat penting karena potensi dampaknya adalah wilayah terdampak akan mengalami kekurangan air bersih, lahan pertanian mengering, dan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan serta rumah,” kata Ulul Azmi, baru-baru ini.
Menurutnya, saat ini pihaknya terus melakukan monitor di sejumlah wilayah rawan kekeringan dan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Sosial, Polres Batang, dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sendang Kamulyan untuk memetakan kelangkaan air bersih.
“Kendati hingga kini, kami belum menerima informasi adanya permintaan masyarakat terhadap air bersih namun sudah disiapkan. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum Sendang Kamulyan untuk pengiriman air bersih apabila ada masyarakat yang membutuhkan,” tuturnya.
Sejumlah wilayah rawan kekeringan di Kabupaten Batang tersebar di sembilan desa, yaitu Desa Wonomerto, Desa Wonodadi, Desa Pesalakan, dan Desa Tambahrejo di Kecamatan Bandar.
Kemudian Desa Kemiri Barat, Desa Kemiri Timur, Desa Jatisari di Kecamatan Subah. Selanjutnya, Desa Keteleng di Kecamatan Blado dan Desa Penundan di Kecamatan Banyuputih.
Ulul Azmi mengatakan, Pemkab Batang sudah menyiapkan armada truk tangki dan berkoordinasi dengan PDAM Sendang Kamulyan untuk membantu pengadaan air bersih bagi wilayah yang mengalami kesulitan air bersih.
Direktur Utama PDAM Sendang Kamulyan, Yulianto mengatakan bahwa, pihaknya melakukan penguatan debit sumber mata air guna mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat saat memasuki musim kemarau.
“Kami harus siap menghadapi musim kemarau pada tahun ini. Oleh karena itu, kami sudah melakukan mitigasi karena setiap datang musim kemarau akan berdampak terjadinya penurunan debit air, meski tidak terlalu banyak,” kata Yulianto. (Lingkar Network | Anta – Lingkarjateng.id)