3 Tahun Tak Manggung, Seniman Pati Minta Kelonggaran Pentas

3 Tahun Tak Manggung, Seniman Pati Minta Kelonggaran Pentas

DIALOG: Para seniman melakukan dialog di Pendopo Kemiri, Kabupaten Pati. (Aziz Afifi/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.idSeniman di Pati meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dapat memberikan kelonggaran pelaksanaan pentas. Salah satu seniman Pati, Lek Mogol saat ditemui di Pendopo Kemiri, Selasa (12/4) mengungkapkan bahwa, saat ini kondisi seniman di Pati hancur lebur akibat hampir 3 tahun tidak dapat pentas dan mencari nafkah.

Meskipun sudah ada Surat Edaran Bupati Pati terkait pementasan, namun menurutnya aturan tersebut belum membantu para seniman. Pasalnya, aturan itu hanya mengizinkan pentas di dalam gedung yang hanya dapat dihadiri 50 persen dari jumlah kapasitas yang ada. Selain itu, pementasan dibatasi hanya 2 jam saja. 

“Kalau mengacu instruksi Bupati untuk pementasan di dalam gedung dan durasi 2 jam itu sama sekali tidak akan bisa menghidupi seniman,” ungkapnya. 

Seniman Pati Sepi Job di Kandang Sendiri, Berharap Izin Pentas Segera Turun

Melihat kondisi ini, pria yang juga sebagai pimpinan Wahyu Manggolo tersebut bersama dengan seniman Pati lain, berencana akan menghadap kepada Bupati Pati. Ini dilakukan guna menyampaikan aspirasi terkait kondisi para seniman saat ini.

Seniman lain, Wibowo Asmoro mengungkapkan bahwa, di daerah lain pementasan secara terbuka sudah diizinkan. “Blora, Rembang, Boyolali, Jepara, dan Kudus sudah. Tapi Pati belum,” ungkapnya.

Ia pun berharap izin pentas segera dilonggarkan, agar penghasilan untuk menyambung hidup dapat kembali pulih kembali. “Pada bulan Syawal berharap sudah boleh. Ini kami kejar waktu meminta kelonggaran,” harapnya. 

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa, jumlah pekerja seni di Pati cukup banyak. Menurutnya, sekitar 30 persen warga Pati yang menggantungkan hidupnya sebagai seniman. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Koran Lingkar)

Exit mobile version