REMBANG, Lingkarjateng.id – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bakal memasang alat pendeteksi gempa berupa Early Warning System (EWS). Rencananya pemasangan EWS dilakukan pada tahun 2023 mendatang.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Pramujo menjelaskan bahwa pemasangan EWS itu untuk memantau aktivitas pergeseran lempengan lapisan bumi. Pasalnya, di Lasem terdapat sesar atau patahan yang disertai pergeseran relatif terhadap blok batuan lainnya.
“Biar cepat mengetahui adanya kejadian gempa melalui alat EWS. Karena di Rembang ada istilah sesar Lasem,” ujarnya, pada Rabu, 14 September 2022.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang pernah memasang detektor gempa berupa seismograf di Desa Ronggomulyo, Kecamatan Sumber. Alat yang telah dipasang di perbatasan Kabupaten Rembang dengan Kabupaten Pati dan Kabupaten Blora itu dipantau perkembangannya oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geofisika (PVMBG) yang berpusat di Bandung.
“Alat tersebut dipantau melalui satelit,” imbuhnya.
Selain itu, pemasangan EWS dan seismograf di Rembang juga didasari atas data BMKG yang menunjukkan peristiwa gempa bumi di dasar laut sebanyak tiga kali di pertengahan tahun 2022 ini.
Kejadian pertama terjadi pada 21 Mei 2022, gempa berada di 65 kilo meter Barat Laut Rembang, dengan magnitudo 2,8 Skala Richter (SR) dan kedalaman 10 kilometer.
Kemudian pada tanggal 22 Juni 2022, kejadiannya hampir sama dengan gempa di bulan Mei. Gempa berada di 51 kilometer Barat Laut Rembang, dengan magnitudo 2,8 SR dan kedalaman 10 kilometer.
Terakhir, pada Selasa, 13 September 2022 kemarin, gempa terjadi di 157 kilometer Barat Laut Rembang, dengan kekuatan magnitudo 4,1 SR dan kedalaman 123 kilometer. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Koran Lingkar)