PATI, Lingkarjateng.id – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pati lereng timur Gunung Muria selama dua hari terakhir mengakibatkan volume air Waduk Seloromo dan Waduk Gunungrowo di Kecamatan Gembong mengalami kenaikan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya pun meminta warga yang tinggal di sekitar aliran sungai terus waspada terhadap bencana seperti banjir yang terjadi di wilayah Pati pada 14 Juli 2022 kemarin.
“Kalau hujan lebat, ini sangat mungkin air waduk itu naik. Tapi, itu bukan domain kami (BPBD) untuk mengatasi itu. Itu adalah kewenangannya Balai Besar (Wilayah Sungai Juwana). Kami hanya bisa mengimbau warga untuk selalu waspada,” ungkap Martinus saat ditemui di kantor BPBD Pati pada Jumat, 15 Juli 2022.
Meski tidak berwenang terhadap pembukaan bendungan waduk yang telah penuh dengan air, pihaknya akan selalu berkoordinasi dengan pihak terkait, khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Bidang Pengairan dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Juwana.
“Itu memang bukan domain kami ya, tapi saya jawab. Intinya kita selalu koordinasi dengan berbagai pihak, terlebih dengan DPUTR Bidang Pengairan dan Balai Besar,” imbuhnya.
Ia pun membantah isu yang mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Pati pada Kamis, 14 Juli 2022 disebabkan oleh jebolnya Waduk Gunungrowo.
Meski begitu, ia tak menampik kemungkinan adanya pembukaan bendungan atau waduk tersebut untuk mengurangi debit air waduk yang berlebihan akibat hujan yang terus-menerus mengguyur.
Martinus pun menyadari bahwa kapasitas daya tampung air Waduk Seloromo dan Waduk Gunungrowo mengalami penurunan akibat pendangkalan.
“Jadi apakah itu (air waduk) dibuka atau limpasan, karena memang pendangkalan waduk memang ada. Daerah tangkapan hujan di atas itu rusak, air turun membawa material tanah. Kapasitasnya (waduk) juga berkurang ketika volume air tambah sedikit pasti turun,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)