KUDUS, Lingkarjateng – Pompa pengendali banjir di polder Tanggulangin Kabupaten Kudus yang rusak mengakibatkan penanganan banjir tak maksimal. Hingga, Selasa, 7 Maret 2023 terpantau sejumlah daerah masih terendam banjir.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus, Masan, menggandeng Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) untuk meninjau langsung lokasi banjir di Polder Tanggulangin, Des Jati Wtan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus pada Selasa, 7 Maret 2023.
“Saya mendapati banyak sekali laporan banjir di Kecamatan Jati. Hari ini, saya langsung datangi ke lokasi bersama Dinas PUPR yang mengetahui lebih jelas mengenai pompa ini,” ungkapnya di sela-sela meninjau kondisi pompa di Polder Tanggulangin.
Pada peninjauan tersebut, Ketua DPRD Kudus, Masan, menemukan pompa 1 dan 3 yang berfungsi menyedot air itu dalam kondisi rusak dan tidak dapat beroperasi dengan baik.
“Ini kalau tidak segera diatasi, maka banjir pun akan lama terurainya,” ucapnya.
Tanggul Jebol di Mejobo Kudus, Puluhan Sawah dan Rumah Terendam Banjir
Masan menyampaikan bahwa rusaknya pompa air tersebut mengakibatkan banjir tak bisa dibendung seghingga mengakibatkan berbagai kerusakan.
“Banjir ini harus cepat diatasi. Mengingat debit air yang tinggi sudah memasuki wilayah pertanian, pemukiman dan jalan utama yang mengakibatkan banyaknya lubang pada jalan,” tuturnya.
Guna memastikan pompa bisa terus beroperasi dengan baik, Masan menyebut akan menganggarkan Dana Tak Terduga (Dana TT) dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk menyediakan pasokan solar guna mendukung pengoperasian pompa selama 24 jam.
“Kalau tidak hidup 24 jam nantinya akan banjir lagi dan dikhawatirkan banjir di Kudus akan terus meluas. Sedangkan untuk dananya akan kami carikan cara agar penggunaan pompa bisa terus berjalan,” jelasnya.
Di sisi lain, Kepala DPUPR Kabupaten Kudus, Arief Budi Siswanto, membenarkan kerusakan pada salah satu pompa tersebut.
“Memang kerusakan tersebut berasal dari korsleting listrik, namun ini sudah dalam proses perbaikan, semoga lekas teratasi,” ujarnya.
Untuk penanganan ke depannya, Dinas PUPR juga akan berupaya untuk menambah volume kapasitas pompa tersebut.
“Kendala lain untuk BBM sebenarnya masih ter-cover, namun kami juga harus membagi anggaran untuk kegiatan lain seperti perbaikan jalan dan juga kami harus memberi jeda waktu satu jam untuk relaksasi pada pompa,” terangnya.
Sebagai informasi, pompa yang berfungsi menyedot air banjir di Kabupaten Kudus memiliki kapasitas 500 liter per detik dan 300 liter per detik.
Hingga saat ini, masih ada 46 desa di lima kecamatan yakni di Kecamatan Mejobo, Kecamatan Jekulo, Kecamatan Jati, dan Kecamatan Undaan yang masih terendam banjir.
Untuk meminimalisir banjir, Pemerintah Kabupaten Kudus juga telah berupaya melakukan pemetaan dan perencanaan normalisasi Sungai Wulan yang dilakukan dengan menggandeng Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)