SEMARANG, Lingkarjateng.id – Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang Juwair Suntara mengatakan ada sekira 11 desa di Kabupaten Semarang yang setiap tahunnya terdampak kekeringan saat musim kemarau. Namun stok air bersih di Kantor BPBD Kabupaten Semarang hingga kini dinilai masih aman.
“Yang paling banyak terjadi itu di Dusun Ngropoh, Desa Gogodalem, di Kecamatan Bringin. Tapi juga ada desa lainnya, tapi sampai saat ini belum pada mengajukan. Padahal sudah kami sampaikan ke semua Camat se-Kabupaten Semarang untuk disampaikan ke desa atau kelurahan bila ada warga yang butuh bantuan air bersih, BPBD siap droping dengan suka cita,” katanya Minggu, 6 Agustus 2023.
Pihaknya menyebut tahun ini BPBD telah memiliki persediaan air bersih sebanyak 200 tangki. Per tangkinya berisi sekira 5.000 liter.
“Sudah digunakan pada sekitar Bulan Juni 2023 sekitar 35 tangki, dan di Bulan Juli ada 24 tangki. Untuk itu sisa air di BPBD Kabupaten Semarang ada 141 tangki,” sebutnya.
Menurutnya, kemarau pada bulan Juli tahun ini lebih panas dibanding tahun lalu.
“Jadi untuk persediaan airnya harus cukup banyak. Ditambah di musim kemarau ini sama sekali tidak ada kiriman hujan. Berbeda dari tahun sebelumnya, yang sesekali ada kiriman hujan terjadi di wilayah Kabupaten Semarang. Jadi kemarau saat ini sangat panas sekali,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Juwair juga menjelaskan bahwa di saat musim kemarau seperti sekarang ini, kejadian kebakaran di Kabupaten Semarang cukup sering terjadi.
“Dampak suhu panas ini, maka kejadian bencana kebakaran juga sering terjadi ditengah-tengah masyarakat. Seperti contoh kebakaran di Kecamatan Suruh dan Getasan yang berdekatan ini juga perlu kami antisipasi untuk memberikan bantuan air untuk pemadaman bersama Damkar, dan juga untuk pasokan air bersih bagi warga yang mengalami kekeringan,” bebernya.
Melihat hal itu, pihaknya telah melakukan beberapa langkah antisipasi seperti, menyediakan air harus sesuai kebutuhan masyarakat, menyiapkan SDA dan SDM, lalu menyiapkan peralatan yang mendukung.
“Bahaya musim kemarau ini tidak hanya kekeringan saja, tapi juga kebakaran. Maka dari itu kami selalu berkoordinasi dengan stakeholder dan mengimbau kepada warga untuk waspada akan bahaya kekeringan terkait air bersih dan bahaya kebakaran seperti rumah dan hutan atau perkebunan. Masyarakat diharapkan harus mewaspadai hal tersebut,” tegasnya.
Meskipun demikian, ia mengungkapkan bahwa persediaan air bersih saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun. Oleh karena itu, pihaknya berencana akan menggeser dana Bantuan Tidak Terduga (BTT) yang sudah dianggarkan.
“Kami ada dana yang dicadangkan untuk semua itu. Dan Insya Allah dana yang sudah dicadangkan oleh Bapak Bupati melalui usulan kami telah disetujui oleh DPRD Kabupaten Semarang telah tercukupi. Jadi jika mendesak kami akan menggunakan anggaran tersebut,” tandasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)