REMBANG, Lingkarjateng.id – Rumah yang terdampak tanah bergerak di Dukuh Grajen, Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang semakin meluas. Sebulan yang lalu ada tiga rumah yang terkena dampak dari tanah ambles. Dua rumah roboh dan satu rumah ambles kurang lebih satu meter.
Kini total ada 14 rumah dan satu akses jalan umum yang terdampak tanah bergerak tersebut. Dengan rincian empat rumah roboh dan sepuluh rumah rusak.
Kepala Desa Sumberjo, Selamet Rahayu, menyampaikan bahwa rumah korban terdampak tanah bergerak yang sudah tidak layak huni pada Minggu, 8 Januari 2023 malam terpaksa dievakuasi. Satu keluarga dievakuasi di kantor desa setempat.
“Hari ini alhamdulillah ada lokasi yang layak untuk dihuni, di gedung pertemuan. Itu kami pinjam dan diperbolehkan untuk hunian sementara keluarga yang semalam saya evakuasi di balai desa. Hanya satu KK,” terangnya.
Satu keluarga tersebut ialah Suhari, kakek berusia 62 tahun. Ia tinggal bersama istrinya yang berusia 52 tahun. Keduanya dievakuasi ke balai desa oleh pemerintah setempat karena rumah yang ditempati mengalami pergerakan saat hujan lebat semalam.
Jarak rumah Suhari dengan rumah yang lebih dulu roboh karena tanah longsor sekitar dua meter saja. Mereka berdua dievakuasi sekitar jam 23.00 waktu setempat.
Rusak Parah Akibat Tanah Bergerak, Bupati Rembang Janji Buatkan Rumah
Sementara itu, Selamet Riyanto, salah warga Dukuh Grajen, memutuskan untuk tetap tinggal di rumahnya. Kondisi rumah yang ditempatinya mengalami kerusakan di bagian belakang dan depan rumah.
“Karena hujan deras, karena tanah labil jadi bergerak akhirnya tidak mampu menahan beban rumah,” ucapnya.
Ia mengaku hanya tinggal satu kamar di dalam rumahnya yang masih bisa ditempati. Padahal sebelumnya ia sempat ditawari untuk dievakuasi seperti keluarga lainnya yang mengalami nasib serupa.
“Sudah ada evakuasi tapi saya masih bertahan. Karena masih enggan keluar rumah. Mudah-mudahan aman-aman saja,” ujarnya.
Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menaruh perhatian khusus terhadap nasib 14 kepala keluarga yang berada di kawasan tersebut. Karena dari 14 rumah di lokasi tersebut tiga rumah sudah dirobohkan karena rusak akibat longsor yang terjadi November 2022 lalu.
Mengenai wacana relokasi terhadap nasib 14 kepala keluarga di Dukuh Grajen tersebut Pemkab Rembang sedang menunggu hasil kajian Geologi pemerintah Provinsi Jawa Tengah. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Koran Lingkar)