1 Bulan Terdampak Kekeringan, Desa Ronggo Pati Dapat Bantuan Air Bersih

ANTRE: Warga Desa Ronggo RT 03 RW 06 Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati mengambil bantuan air bersih dari BPBD Kabupaten Pati, pada Senin, 31 Juli 2023. (Setyo Nugroho/Lingkarjateng.id)

ANTRE: Warga Desa Ronggo RT 03 RW 06 Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati mengambil bantuan air bersih dari BPBD Kabupaten Pati, pada Senin, 31 Juli 2023. (Setyo Nugroho/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan di Desa Ronggo RT 03 RW 06, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati pada Senin, 31 Juli 2023.

“BPBD sudah memetakan wilayah yang diperkirakan akan mengalami kekeringan di musim kemarau ada enam kecamatan, termasuk Desa Ronggo, Kecamatan Jaken,” kata Kepala BPBD Pati Martinus Budi Prasetya.

Sebelum menyalurkan bantuan air bersih, Martinus menyatakan bahwa BPBD Kabupaten Pati mendapatkan laporan dari pihak Kecamatan Jaken bahwa di daerah tersebut terjadi kekeringan.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Martinus mengaku langsung menerjunkan truk tangki untuk menyalurkan air bersih di lokasi tersebut.

“Pak Camat Jaken sudah konfirmasi kepada saya. Akhirnya hari Senin ini, kita putuskan sebanyak dua tangki dengan kapasitas kurang lebih 4.000 sampai 4.500 kubik air bersih kita kirim ke wilayah Jaken,” jelasnya.

Pelaksanaan penyaluran bantuan air bersih tersebut, dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB. Selang beberapa menit didistribusikan, imbuh dia, air bersih tersebut ludes diambil warga yang terdampak kekeringan di Desa Ronggo, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati.

“Kurang lebih jam 10.00 WIB, kami berangkat ke lokasi desa yang membutuhkan bantuan,” ucapnya.

Suwarno salah satu warga Desa Ronggo, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati mengaku akhir-akhir ini kesulitan mendapat air bersih karena dampak kemarau panjang. Ia menceritakan, biasanya mengambil air dari lahan persawahan. Meskipun demikian, air tersebut belum bisa mencukupi untuk kebutuhan sehari-harinya.

“Ini kekurangan sejak satu bulan, biasanya warga ambil dari lahan jauh,” kata Suwarno. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Koran Lingkar)

Exit mobile version