PATI, Lingkarjateng.id – Realita kondisi kesehatan di Indonesia cukup miris. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis data terbaru prevalensi penderita diabetes pada anak hingga remaja mengalami peningkatan 70 kali lipat per Januari 2023.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venusia, menyebutkan angka diabetes pada remaja mengalami peningkatan 70 persen dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir sejak 2010.
Dari data IDAI yang dirilis pada 1 Februari 2023 setidaknya ada 1.645 anak penyandang diabetes yang tercatat dari 13 rumah sakit yang tersebar di kota besar di Indonesia. Dari data tersebut penderita diabetes paling banyak adalah remaja pada rentang usia 10-14 tahun sebanyak 46,23 persen, 31,05 persen lainnya berusia 5-9 tahun, 19 persen berusia 0-4 tahun, dan 3 persen diderita anak usia lebih dari 14 tahun.
Aviani menjelaskan, banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan angka diabetes pada remaja. Salah satu faktor utamanya adalah gaya hidup masyarakat.
“Faktor gaya hidup yang akhirnya mengubah faktor pola makan, itu yang sangat-sangat berpengaruh. Gaya hidup itu menjadi penyebab paling besar,” jelasnya saat ditemui pada Selasa, 6 Juni 2023 siang.
Preferensi gaya hidup generasi milenial dengan berbagai kemudahan akses turut mengubah pola konsumsi makanan. Aviani mencontohkan keberadaan fast food atau makanan cepat saji.
Menurutnya, kebiasaan makan makanan cepat saji sudah menjadi makanan wajib dalam keseharian khususnya generasi muda. Padahal jika dicermati makanan cepat saji menyumbang peningkatan kadar gula dalam tubuh.
“Kita bicara makanan yang kita konsumsi, sukanya sering yang fast food dan banyak mengandung pemanis. Jadi penyebabnya dari (gaya hidup) kita sendiri tidak bisa membatasinya,” terangnya.
Dia menyebut diabetes juga merupakan penyakit genetik, akan tetapi skalanya tidak sampai mendominasi peningkatan angka diabetes di Indonesia.
“Jadi lebih ke gaya hidup penyebabnya. Kecuali ada kalanya itu dari genetiknya yang tidak bisa diubah, tetapi sdikit ditemukan kasusnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Aviani menerangkan gejala umum diabetes mudah dikenali mulai dari cepat merasa haus, kerap buang air kecil dan cenderung cepat merasa lapar. Kemudian penurunan berat badan dan muncul luka yang sulit sembuh.
Dalam mengantisipasi peningkatan kasus diabetes, pihaknya mengatakan bahwa Dinkes Pati sudah melakukan sosialisasi melalui program gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
“Kita ada germas, di sana sudah disosialisasi. Kita gerakan masyarakat hidup sehat ada pembiasaan cuci tangan. Kita sarankan kepada masyarakat untuk makan dengan pola menu seimbang, jadi kita porsikan sesuai kebutuhan kita,” tandansya. (Lingkar Network | Khairul Mishbah – Koran Lingkar)