KUDUS, Lingkarjateng.id – Jumlah korban banjir yang mengungsi ke posko pengungsian bertambah dan semakin banyak. Bahkan, posko pengungsian di Balai Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus sudah tidak bisa lagi menerima pengungsi baru.
“Kami sudah tidak bisa lagi menerima pengungsi baru lagi karena di posko pengungsian ini sudah penuh,” kata Kepala Desa Jati Wetan, Agus Susanto.
Agus menyebutkan, saat ini total pengungsi di Balai Desa Jati Wetan ada 278 orang yang terdiri dari 98 Kartu Keluarga (KK). Secara rinci, posko tersebut ditempati oleh 118 orang dewasa, 31 orang remaja dan 55 orang lansia.
“Kemudian untuk jumlah anak-anak di posko pengungsian ini yaitu ada 47 anak dan 27 balita,” imbuhnya.
Menurut Agus, jumlah tersebut sudah maksimal dan membuat posko penuh. Sehingga, jika ada pengungsi baru, maka akan dialihkan ke posko pengungsian yang lain.
“Kalau ada tambahan pengungsi lagi saat ini kami alihkan ke posko pengungsian yang berada di Gedung DPRD Kudus. Karena kalau di sini sudah tidak cukup lagi,” bebernya.
Meski demikian, pihaknya mengaku kondisi logistik serta sarana prasarana yang ada di posko pengungsian masih aman. Bantuan yang diberikan dari para pihak ke posko pengungsian tersebut sudah mencukupi kebutuhan para korban saat ini.
“Kebutuhan logistik dan sarpras saat ini aman, untuk tempat tidur dan susu anak juga sudah tercukupi,” ujarnya.
Salah satu pengungsi di Posko Pengungsian Balai Desa Jati Wetan, Eva (33) mengaku mulai mengungsi sejak Minggu, 1 Januari 2023. Ada empat anggota keluarga yang mengungsi, termasuk bayinya yang baru berusia 1 tahun.
Warga RT 1 RW 3 Desa Jati Wetan ini memilih mengungsi di posko pengungsian lantaran genangan air yang masuk ke dalam rumahnya mencapai ketinggian sekira 60 meter. Ia pun menilai bahwa kebutuhannya di posko pengungsian saat ini sudah tercukupi dengan baik.
“Di sini bantuan makanan lancar, tercukupi tiga kali sehari. Air bersih dan tempat tidur juga terpenuhi,” ungkapnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus S – Koran Lingkar)
