KABUPATEN SEMARANG, Lingkarjateng.id – Akses Desa Kalikurmo yang ada di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang ke Desa Sambiroto, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan terputus sejak puluhan tahun.
Warga harus menyeberang melewati Sungai Tuntang yang memiliki lebar kurang lebih 75 meter dengan alat seadanya.
Warga Desa Kalikurmo, Semarang, Yusman, mengatakan kondisi tersebut sudah berlangsung puluhan tahun. Menurutnya Pemkab Semarang dan Pemkab Grobogan ini belum membangun jembatan apapun di wilayah setempat.
“Cari rumput biasanya di Desa Sambiroto ini, dan setiap hari selalu menyebrangi Sungai Tuntang. Ini saya lakukan sudah puluhan tahun karena memang tidak ada jembatan,” katanya, Selasa, 9 Desember 2025.
Setiap harinya, Yusman menggunakan alat bantu berupa bambu atau kayu untuk menyeberang Sungai Tuntang yang memilik kedalaman sekitar dua meter dalam kondisi normal. Namun, saat air pasang ia pun tak berani bertaruh nyawa.
“Tapi mau bagaimana lagi sudah keseharian saya pergi ke desa seberang untuk bekerja cari rumput dan ke ladang, makanya pakai alat bantu buat menbantu saya berenang untuk menyebarangi sungai ini,” terangnya.
Untuk saat ini, kata Yusman, warga lumayan terbantu dengan adanya jembatan gantung yang dibangun TNI AD bersama Komunitas Vertical Rescue Indonesia (VRI) dan Komunitas Jeep Offroad.
“Ya memang baru ini ada jembatan di sini, meski hanya jembatan gantung, tapi sudah cukup membantu kami warga di sini,” ungkapnya.
Sementara itu Komandan Kodim 0714/Salatiga, Letkol Inf Guvta Alugoro Koedoes mengatakan pembangunan jembatan gantung itu merupakan bagian program Presiden RI Prabowo Subianto tentang pembangunan 300 ribu jembatan hingga di wilayah pelosok.
Namun, saat ini baik warga Desa Kalikurmo dan Desa Sambiroto itu sedikit berlega dengan adanya jembatan gantung yang baru saja dibangun, yang juga masuk dalam program Presiden RI, Prabowo Subianto mengenai pembangunan 300 ribu jembatan di seluruh Indonesia untuk mempermudah akses warga yang terkendala minimnya jembatan di wilayah tersebut.
Jemabatan gantung tersebut dibangun dari kolaborasi TNI AD, Vertical Resceu Indonesia, Komunitas Jeep Offroad, serta Paguyuban Warga Tionghoa Indonesia.
“Adanya jembatan gantung ini merupakan upaya bersama untuk mempermudah akses bagi warga karena sebelumnya warga itu harus menyeberangi Sungai Tuntang ini secara manual, menyeberang di sungai langsung. Kalau mau lewat jembatan, mereka harus menempuh jarak sekitar lima kilometer,” terangnya.
Jurnalis: Hesty Imaniar
Editor: Ulfa

































