PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan menuntaskan dua proyek strategis pengendalian rob dan banjir tepat sebelum puncak musim hujan.
Dua proyek tersebut yaitu rehabilitasi tanggul Sungai Bremi di Kelurahan Tirto serta normalisasi dan peninggian plat deker Jembatan Susukan-Clumprit di Kelurahan Degayu.
Wakil Wali Kota Pekalongan, Balgis Diab, memastikan seluruh pekerjaan memenuhi standar keamanan.
Balgis menegaskan bahwa pembangunan tanggul menjadi prioritas Pemkot Pekalongan dalam melindungi warga dari ancaman rob yang berulang tiap tahun.
Ia menjelaskan tanggul Sungai Bremi sepanjang 247 meter telah selesai lebih cepat dua hari dari target dan dibangun dengan struktur beton yang lebih kokoh untuk menahan tekanan air.
“Penanganan rob di Tirto adalah agenda besar Pemerintah Kota. Dengan tanggul ini, kami berharap masyarakat terbebas dari banjir ketika hujan deras datang,” ujarnya saat meninjau rehabilitasi tanggul Sungai Bremi, Selasa, 2 Desember 2025.
Balgis menegaskan kedua proyek tersebut menjadi langkah penting memperkuat ketahanan infrastruktur pesisir Kota Pekalongan.
Ia menyebut pemerintah terus memantau titik rawan untuk memastikan setiap fasilitas berfungsi optimal.
“Kami optimistis perbaikan ini memberi dampak langsung dalam mengurangi risiko banjir dan rob,” tuturnya.
Plt Kepala DPUPR Kota Pekalongan, Andrianto, mengungkapkan dua proyek tersebut menelan anggaran Rp1,4 miliar.
Ia menjelaskan peninggian tanggul Sungai Bremi yang dimulai 7 Agustus itu dibiayai APBD Kota Pekalongan sekitar Rp530 juta. Tanggul setinggi 1,5 meter tersebut kini rampung 100 persen.
Ia menyebutkan masih ada beberapa titik yang idealnya membutuhkan penguatan dengan sheet pile, namun keterbatasan anggaran membuat pemerintah menggunakan struktur beton terlebih dahulu.
Selain itu, kata Andri, proyek normalisasi dan peninggian plat deker Jembatan Susukan-Clumprit di tujuh titik saluran utama juga selesai lebih cepat dari jadwal.
Menurutnya, proyek senilai Rp886 juta itu mengatasi hambatan aliran air akibat elevasi jembatan yang sebelumnya terlalu rendah.
“Dengan peninggian sekitar 50 sentimeter, aliran air kini jauh lebih lancar. Sebelumnya, jembatan menjadi penghambat dan menimbulkan genangan ketika debit meningkat,” katanya.
Jurnalis: Fahri Akbar
Editor: Rosyid
































