BATANG, Lingkarjateng.id – Sebuah bangunan gudang di kompleks SDN Proyonanggan 3 Batang ambruk setelah diterpa hujan deras disertai angin pada Kamis, 4 Desember 2025, sekitar pukul 10.30 WIB.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Batang, Muhamad Fajri, menjelaskan bahwa tingginya curah hujan dalam waktu singkat menyebabkan beberapa titik di Kota Batang tergenang air dan memicu kerusakan pada bangunan tua di SDN Proyonanggan 3 tersebut.
“Dilaporkan oleh pihak Kelurahan Proyonanggan Selatan bahwa ada gudang sekolah, bukan ruang kelas aktif yang tiba-tiba roboh karena hujan sangat lebat dan angin,” katanya.
Ia menjelaskan runtuhan bangunan menghantam dua rumah warga yang berada tepat di samping lokasi. Salah satu penghuni rumah berhasil menyelamatkan diri setelah mendengar suara gemuruh, sementara seorang warga lainnya mengalami luka karena terlambat menghindar.
“Korban langsung ditolong warga dan perangkat kelurahan. Kami mengimbau untuk segera dibawa ke puskesmas,” ungkap Fajri.
Fajri mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kelurahan Proyonanggan Selatan untuk penanganan cepat. Menurutnya, pembersihan material di rumah warga menjadi prioritas awal.
“Sementara untuk pembersihan puing-puing bangunan sekolah, BPBD menyerahkannya kepada Disdikbud Batang, karena membutuhkan tenaga profesional mengingat adanya balok dan material berat yang berpotensi membahayakan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana, mengingat intensitas hujan diprediksi meningkat.
Fajri menambahkan bahwa proses pembersihan puing rumah warga akan dilanjutkan pada keesokan hari bersama bantuan logistik dan terpal untuk kebutuhan darurat.
Sementara itu, Kepala SDN Proyonanggan 3, Esty Yuni Partiwi memastikan tidak ada siswa yang menjadi korban.
“Pada waktu kejadian, pelajar sudah pulang. Jadi tidak ada korban dari anak-anak,” ujarnya.
Esty menjelaskan, bangunan yang roboh merupakan konstruksi lama dengan usia diperkirakan puluhan tahun.
Berdasarkan keterangan warga, bangunan tersebut dulunya merupakan sekolah rakyat era 1950–1960-an sebelum kemudian menjadi SDN Proyonanggan 8 dan masuk dalam kompleks SDN Proyonanggan 3 setelah penggabungan pada 2012.
“Tadi pihak Pemkab Batang sudah meninjau langsung untuk mendata kerusakan dan menentukan langkah pembersihan. Karena kondisinya berbahaya, harus dicek oleh BPBD dan instansi terkait terlebih dahulu,” pungkasnya.
Sumber: Humas Pemkab Batang
Editor: Rosyid

































