SALATIGA, Lingkarjateng.id – Polres Salatiga melaksanakan apel gelar pasukan Operasi Lilin Candi 2025 dalam rangka pengamanan Natal 2025 dan tahun baru 2026 (Nataru) di Lapangan Bhayangkara, Jumat, 19 Desember 2025.
Dalam pengamanan Nataru tahun ini, Polres bersama seluruh pemangku kepentingan meningkatkan kesiapsiagaan dengan membentuk tim respon cepat menilik potensi hujan lebat dan angin kencang diprediksi berlangsung hingga awal 2026.
Kapolres Salatiga AKBP Veronika mengatakan, ancaman cuaca ekstrem menjadi fokus utama pengamanan Nataru di Kota Salatiga. Maka dari itu, apel gelar pasukan menjadi langkah awal untuk memastikan kesiapan personel, sarana, dan prasarana pengamanan Nataru, terlebih di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.
“Berdasarkan informasi BMKG, puncak musim hujan diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026. Potensi hujan lebat, angin kencang, dan bencana hidrometeorologi harus menjadi perhatian serius dalam pelaksanaan pengamanan (Nataru),” ujar AKBP Veronika saat memimpin apel gelar pasukan yang mengusung tema “Pengamanan Nataru yang Aman, Humanis, dan Responsif” itu.
Kapolres menjelaskan, peningkatan mobilitas masyarakat saat Nataru diperkirakan mencapai 119,5 juta orang secara nasional. Sehingga berpotensi memperbesar risiko kecelakaan lalu lintas maupun kejadian darurat apabila tidak diantisipasi dengan baik, terutama di tengah cuaca ekstrem. Karena itu, Polri bersama seluruh stakeholder menggelar operasi kepolisian terpusat lilin 2025 selama 14 hari, mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026.
“Sebagai bentuk antisipasi dampak cuaca ekstrem, kami menyiapkan sejumlah pos pengamanan yang terdiri dari Pos Pam, Pos Yan, dan Pos Terpadu. Ini untuk mengamankan gereja, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, kawasan wisata, hingga titik-titik rawan bencana dan kemacetan,” terangnya.
Kapolres menekankan pentingnya pengamanan ibadah Natal yang aman dan khidmat, sekaligus memastikan kesiapan menghadapi kondisi darurat akibat cuaca, melalui sterilisasi lokasi ibadah, penguatan deteksi dini, serta koordinasi cepat apabila terjadi gangguan keamanan maupun bencana alam.
Selain itu, pengaturan dan rekayasa lalu lintas akan dioptimalkan untuk meminimalkan risiko kecelakaan akibat jalan licin dan jarak pandang terbatas saat hujan deras, termasuk pemanfaatan teknologi pemantauan lalu lintas.
“Seluruh personel harus siap menghadapi potensi bencana alam, dengan menyiapkan tim tanggap darurat, sarana evakuasi, serta memperkuat koordinasi lintas sektoral agar respons di lapangan bisa cepat dan tepat,” tegasnya.
Masyarakat juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan serta memanfaatkan layanan darurat Kepolisian 110 apabila membutuhkan bantuan selama periode Operasi Lilin Candi 2025.
Jurnalis: Angga Rosa
Editor: Sekar S
































