KENDAL, Lingkarjateng.id – Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, mengatakan banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Kendal pada Minggu, 14 Desember 2025 bukan hanya faktor alam.
Bupati Tika menyebut banjir dan longsor di Kendal juga diperburuk oleh faktor manusia, termasuk dalam hal pengelolaan sampah.
Hal tersebut disampaikan merespons kejadian banjir di delapan kelurahan akibat hujan deras pada Minggu, 14 Desember 2025.
“Setiap kali sampah penuh, masyarakat pasti komplain. Tetapi di lapangannya setelah pembersihan itu ada kasur, ada bantal, ada kursi serta barang-barang berat lainnya. Nah itu kan pasti ada faktor manusia atau faktor kesengajaan,” terangnya, Selasa, 16 Desember 2025.
Bupati Tika menekankan agar masyarakat dapat bersama-sama meningkatkan kesadaran dalam merawat dan menjaga lingkungan sekitar.
“Nanti kami akan membuat edaran hingga tingkat RT/TW agar mensosialisasika kepada masyarakat teekait kedisiplinan dalam pengelolaan sampah,” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kendal Aris Irwanto mengakui saat ini banyak lahan kritis yang kehilangan kemampuan menyerap air hujan, sehingga menyebabkan air langsung mengalir deras ke sungai dan menyebabkan luapan atau banjir.
Selain itu diperburuk oleh alih fungsi lahan, deforestasi atau hutan gundul, erosi, dan praktik penggunaan lahan yang tidak konservatif.
“Terkait masalah hutan gundul dan sebagainya, kita kemarin sudah koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan juga Polres Kendal. Kemarin kita sudah dimintai data terkait lahan yang gundul atau kritis di sekitar kita,” terangnya.
Menurutnya, ada sekitar 1.000 hektar lahan kritis di Kabupaten Kendal. Ia berharap seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mengembalikan fungsi ekologis dengan menanam pohon di lahan rusak atau tidak produktif.
Jurnalis: Anik Kustiani
Editor: Ulfa

































