SEMARANG, Lingkarjateng.id – Tren kasus aktif Covid-19 di Jawa Tengah masih merangkak naik. Pasalnya, data pada Dinas Kesehatan periode 22 Januari hingga 10 Februari 2022 pukul 12.00 WIB, masih mengalami kenaikan. Bahkan, sampai Kamis (10/2) lalu tercatat ada 6.369 kasus.
Informasi tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, saat Rapat Virtual Penanganan Covid-19 dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Dia mengatakan, meski kasus aktif mengalami kenaikan, namun Bad Occupancy Rate (BOR) diklaim aman.
“Jadi meski kasus aktifnya mengalami kenaikan, namun dari sisi pemakaian tempat tidur di rumah sakit maupun tempat isolasi, tidak banyak. Dari total 879 tempat tidur ICU (Intensive Care Unit), terpakai 166 tempat tidur atau 18,89 persen. Untuk tempat tidur isolasi, dari total 6.901 yang disiapkan, terpakai 1.596 atau 21,13 persen,” papar Gus Yasin, sapaan akrabnya.
Taj Yasin Usulkan Adanya Integrasi Aplikasi Umum Pemerintah Pusat dan Daerah
Lebih rinci, dari sisi fatalitas, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) periode 30 Januari-6 Februari 2022, tercatat ada 22 kematian. Sebanyak 20 pasien Covid-19 yang meninggal karena ada komorbid (penyakit penyerta, Red).
Kemudian, dari 22 pasien yang meninggal, 14 diantaranya belum menerima vaksinasi. Rentang usia terbanyak yang meninggal berusia antara 51 sampai 60 tahun (10 orang) dan 7 orang berusia lebih dari 60 tahun.
Data tersebut, jelas Gus Yasin, bisa menjadi gambaran bahwa varian baru (omicron) tidak perlu dikhawatirkan. Kendati demikian, karena faktor penularannya yang lebih cepat, maka tidak boleh disepelekan.
Taj Yasin: Desa Harus Disiplin Perbarui Data Penerima RTLH
“Dari Provinsi Jateng, Jatim, DKI, Jabar, Banten, itu serasi. Bahwa memang kita nggak perlu khawatir terhadap Omicron. Akan tetapi kita juga tidak boleh menyepelekan dengan penularannya,” jelas dia.
Kefatalan yang terjadi, imbuh Gus Yasin, umumnya karena belum divaksin dan memiliki komorbid. Maka, bagi masyarakat yang belum divaksin, pihaknya meminta agar segera divaksin, terutama vaksin dosis kesatu dan kedua.
Menurutnya, vaksin bisa memberikan perlindungan dari serangan virus. Selain vaksin, masyarakat juga harus ketat menerapkan protokol kesehatan. “Kita ketahui bahwa di Indonesia komorbid juga tinggi. Ini yang harus kita jaga. Artinya kalau kita melihat seperti itu, kita berpesan, ya protokol kesehatan itu yang harus dijalani,” tutup dia. (Lingkar Network | Koran Lingkar)