SEMARANG, Lingkarjateng.id – Menyambut bulan suci Ramadan, puluhan lapak jajanan pasar ikut meramaikan Alun-Alun Masjid Agung Kauman Semarang. Lapak pedagang jajanan pasar tersebut tertata rapi menyediakan menu untuk berbuka puasa.
Namun di lain sisi, pedagang jajanan pasar mengeluhkan uang sewa lapak yang dirasa sangat mahal. Salah satu pedagang es koalisi, Titi Taniah (56) bercerita sudah lima tahun setiap Ramadan, dirinya selalu mengikuti kegiatan di pasar tersebut.
Dia menjelaskan, sebelum Pasar Johar terbakar modal diberi oleh Wali Kota Semarang. Tak hanya itu, setiap Ramadan banyak berbagai macam hiburan yang membuat pasar yang menjual jajanan pasar ramai pengunjung, sehingga hal itu membuat dagangannya laris manis.
Pedagang Pasar Johar Semarang Dipindah Sesuai Zonasi, Target Ramadan Selesai
“Jadi banyaknya kegiatan hiburan di sekitaran Masjid Kauman mereka selalu menyempatkan membeli kulineran dan berbagai macam minuman untuk berbuka puasa,” terang Titi Taniah.
Namun menurutnya, sejak Pasar Johar mengalami kebakaran kemudian ditambah dengan adanya dampak pandemi, para pengunjung atau pembeli di pasar tersebut peminatnya berkurang, tidak ramai seperti dulu sebelum pandemi melanda.
“Kalau dulu sebelum pandemi dan sebelum Pasar Johar kebakaran, setiap Ramadan bisa memperoleh penghasilan setiap hari Rp 300.000 hingga Rp 500.000. Kalau sekarang ya mungkin karena pandemi juga tak seramai dahulu. Apalagi uang sewa stand mahal mencapai Rp 1 juta selama Ramadan,” imbuhnya.
Pedagang Pasar Weleri Tuntut Pemkab Kendal Beri Izin Jualan di Pasar Induk
Meski demikian, Titik tetap bersyukur karena pasar yang menjual jajanan tersebut hadir di Alun-Alun Masjid Agung Kauman Semarang di mana tempatnya sudah tampak rapi dan bersih. Dirinya juga berharap semoga banyak pembeli yang datang membeli dagangannya.
“Ini kan hari kedua puasa. Jadi, mungkin para pengunjung atau pembeli masih ingin menikmati hidangan masakan sendiri di rumah bersama keluarga. Apalagi kan bahan pokok di masa pandemi ini mahal, jadi harus pintar-pintar berhemat,” jelasnya.
Di pasar tersebut, Titik membuat es koalisi yaitu semacam es campur untuk berbuka puasa. Di dalamnya terdapat berbagai macam irisan buah-buahan segar ada semangka, melon, pepaya, kolang-kaling dan campuran sirup. Satu gelas plastik besar dia patok dengan harga Rp 7.000. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)