Ngesti Bersama Andika-Hendi Janji Kembalikan Lahan Produktif Terdampak Revitalisasi Danau Rawa Pening Semarang

Calon Bupati Semarang Ngesti Nugraha (dua dari kiri) bersama pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah Andika-Hendi saat blusukan di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, pada Kamis, 17 Oktober 2024. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

KAB. SEMARANG, Lingkarjateng.id – Para petani dan nelayan di sekitar wilayah Danau Rawa Pening menyampaikan berbagai permasalahan yang mereka hadapi di depan Calon Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, dan juga pasangan calon (paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi).

Wakil Ketua Forum Petani dan Nelayan Rawa Pening sekaligus Ketua Kelompok Tani (Poktan) Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Ismail Saleh, menyampaikan bahwa para petani mengeluhkan lahan sawah yang tergenang akibat kenaikan batas elevasi air imbas proyek revitalisasi Danau Rawa Pening.

Menurutnya, proyek revitalisasi Danau Rawa Pening yang merujuk pada Surat Keputusan (SK) Menteri PUPR RI Nomor 365/KPTS/m/ 2020 itu menaikkan batas elevasi dari 461.30 menjadi 463.30 meter di atas permukaan laut (MDPL). Akibatnya, sekitar 800-1.000 hektare (ha) lahan sawah milik warga saat ini tidak bisa ditanami karena berubah menjadi rawa.

“Sehingga kami minta dikembalikan lagi, atau direvisi. Bahkan harapannya dibatalkan putusan Menteri PUPR ini, agar kami semua disini bisa bercocok tanam kembali,” ucapnya pada Kamis, 17 Oktober 2024.

Untuk itu, ia berharap di masa kepemimpinan Andika-Hendi di Jawa Tengah dan juga Ngesti Nugraha-Nur Arifah di Kabupaten Semarang agar bisa membantu mengubah keputusan menteri tersebut.

“Kami yang sebagian petani juga mengkhawatirkan status kepemilikan tanah yang tidak tentu ini, sehingga takut digusur. Oleh karenanya, pihak Pemkab Semarang dan Bupati Ngesti melindungi kami dengan menurunkan batas elevasi dan mengikutkan kami untuk sertifikasi kepemilikan tanah melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL),” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Andika Perkasa menegaskan bahwa pertanian padi sangat penting karena menjadi sumber pangan masyarakat. Ia berkomitmen menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung pangan demi mempertahankan ketahanan pangan nasional.

“Memang revitalisasi ini kebijakan vertikal PUPR, namun kami akan membantu berkomunikasi dengan pusat supaya lahan produktif bisa dikembalikan dan agar keputusan menteri tersebut bisa diperbaiki,” terang Andika.

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa upaya Pemkab Semarang sebelumnya sudah tepat, yaitu menurunkan elevasi air serta proses sertifikasi lahan kepemilikan warga.

“Kami juga akan mendorong modernisasi alat pertanian agar proses bercocok tanam hingga panen padi bisa lebih efektif dan efisien, sehingga produktivitas panennya juga bisa meningkat,” tandasnya.

Sementara itu, Calon Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menjelaskan sejumlah upaya yang dilakukan saat menjabat sebagai bupati periode sebelumnya.

Menurutnya, para petani sebelumnya sempat tidak bisa tanam-panen padi selama setahun penuh karena lahan yang tergenang.

“Kami duduk bersama dengan semua pihak agar elevasi dapat diturunkan dan masyarakat bisa bercocok tanam kembali. Waktu para petani tidak bisa tanam sama sekali, kami bantu mengalokasikan beras 87 ton kepada warga yang terdampak, tapi sekarang berangsur-angsur warga bisa bercocok tanam lagi dengan berbagai upaya program yang kami lakukan bersama Pemkab Semarang,” tukasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version