SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah mendapat izin dari Kodam IV/Diponegoro untuk menggunakan bagian saluran air depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan, rencananya saluran air di depan TMP Giri Tunggal akan ditutup. Sehingga dapat digunakan sebagai akses menuju jalur baru Jalan Sriwijaya.
“Kendalanya ruas jalan yang baru belum bisa dipakai, tapi kami sudah berkoordinasi dengan Panglima dan prinsipnya sudah oke,” ujar Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang belum lama ini.
Optimalisasi Rumah Pompa di Semarang Terganjal Sampah
Adapun rencana awal, untuk jalur lama akan difungsikan searah dari taman Singosari ke APILL Jalan Pahlawan. Kemudian kendaraan dari arah Siranda, Veteran, atau Pahlawan dilewatkan ke jalur baru.
Disamping pelebaran, ruas jalan baru dengan lebar 9 meter ini dibangun lengkap dengan saluran drainase, penataan trotoar hingga jembatan Sriwijaya, serta penanganan di sekitar Taman Singosari.
Bahkan pihaknya, akan menjadikan kawasan tersebut sebagai Simpang Lima kedua. Tujuannya, kata Hendi, guna menumbuhkan laju ekonomi masyarakat di Kota Semarang. “Kami upayakan sedikit demi sedikit melalui swakelola, yang lelang untuk pengadaan barangnya, sedangkan tenaga dari DPU. Tahun ini, kami menyempurnakan Simpang Lima kedua di Singosari,” ungkapnya.
Wilayah Perairan Demak akan Miliki Mercusuar
Sementara Lurah Pleburan, Fatori Adi mengaku mendukung pelebaran Jalan Sriwijaya yang dilakukan Pemkot Semarang. Pihaknya juga menyatakan sepakat terkait Simpang Lima kedua di Singosari.
“Kalau sosialisasi terkait Simpang Lima Kedua belum ada. Tapi terkait jalan memang sudah ada (sosialisasi). Masyarakat menyambut gembira rencana itu,” jelasnya.
Menurutnya, jika jalur baru Jalan Sriwijaya sudah difungsikan, hal itu bisa menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan. Kemacetan sering terjadi terutama saat jam berangkat dan pulang kerja. “Pastinya nanti akan memecah keramaian dan kemacetan ya. Selama ini kan jalan disini memang untuk alternatif kalau di pusat kota macet,” ungkapnya. (Lingkar Network | Dinda Rahmasari – Koran Lingkar)