Kelola Aset Daerah, DPRD Jateng Harapkan Diorama Kearsipan

BERDISKUSI: Komisi A DPRD Provinsi Jateng bersama BPAD Provinsi DIY saat berdiskusi kearsipan daerah di Jalan Janti Banguntapan Kabupaten Bantul, Senin (14/3). (Dok. DPRD Jateng/Lingkarjateng.id)

BERDISKUSI: Komisi A DPRD Provinsi Jateng bersama BPAD Provinsi DIY saat berdiskusi kearsipan daerah di Jalan Janti Banguntapan Kabupaten Bantul, Senin (14/3). (Dok. DPRD Jateng/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pengelolaan aset daerah tidak hanya tanah dan bangunan, tapi seni dan budaya juga perlu mendapat perhatian serius. Dalam hal ini, Komisi A DPRD Provinsi Jateng menilai perlunya pengelolaan kearsipan yang maksimal agar aset budaya Jateng lebih dikenal luas.

Menurut Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jateng, Muhammad Saleh mengatakan, pengelolaan aset budaya itu dapat diwujudkan dengan mengadaptasi upaya dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DIY, yakni dengan membuat diorama arsip yang menampilkan sejarah Yogyakarta.

“Diorama arsip yang ada di dinas ini sangat bagus, mampu menampilkan sejarah Jogja dengan sentuhan teknologi sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan termasuk anak muda yang saat ini literasinya sangat kurang,” katanya dalam diskusi bersama BPAD Provinsi DIY di Jalan Janti Banguntapan Kabupaten Bantul, Senin (14/3).

DPRD Jateng Minta Gencarkan Vaksinasi Booster

Selain upaya pembuatan diorama arsip, Komisi A juga menilai perlunya perpustakaan terpadu yang bekerjasama dengan kampus-kampus besar yang ada di Jateng.

“Termasuk di dalamnya ada program bedah buku untuk mencerdaskan dan menambah literasi anak muda, khususnya di Jateng,” kata Politisi Golkar itu.

Menanggapi hal itu, Kepala BPAD Provinsi DIY Monika Nur Lastiyani mengatakan, Pemprov DIY sudah mempunyai Diorama Kearsipan berupa monumen arsip yang dibuat dari hasil kerjasama tim teknis dari berbagai kampus yang ada di Yogyakarta. Salah satu tujuannya adalah agar perpustakaan dan arsip menjadi destinasi yang menyenangkan.

DPRD Jateng Reses di 13 Dapil, Mulai 13 Februari Mendatang

“Pembuatan diorama itu melibatkan 250 seniman asli Yogyakarta dipimpin oleh seniman senior Butet Kartaredjasa dan Ong Hari Wahyu. Proses pembuatannya memakan waktu 10 bulan pada 2021 dengan menghabiskan anggaran Rp 18 miliar yang terdiri dari 18 ruangan dengan waktu putar sekitar 90 menit,” kata Monika. (Lingkar Network | Koran Lingkar)

Exit mobile version