Kebakaran Gunung Merbabu Padam Usai Turun Hujan, Pengungsi Dipulangkan

Para pengungsi korban kebakaran Gunung Merbabu mulai dipulangkan ke rumah masing-masing, Senin, 30 Oktober 2023. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

Para pengungsi korban kebakaran Gunung Merbabu mulai dipulangkan ke rumah masing-masing, Senin, 30 Oktober 2023. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Para warga terdampak kebakaran Gunung Merbabu yang mengungsi di Balai Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang mulai dipulangkan pada Senin, 30 Oktober 2023. Hal itu menyusul hujan yang terjadi pada Minggu malam, 29 Oktober 2023, sehingga membuat api mulai padam.

Camat Getasan, Slamet Widodo mengatakan warga terdampak kebakaran Gunung Merbabu telah mengungsi selama dua hari. Mereka berasal dari Dusun Gedong dan Dusun Ngaduman, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

“Setelah turun hujan semalam itu mereka bisa pulang ke rumah masing-masing, karena titik api di sekitar dusun mereka sudah mulai padam,” katanya, Senin, 30 Oktober 2023.

Meskipun warga sudah kembali ke rumah masing-masing, katanya, trauma healing dan pengecekan kesehatan tetap dilakukan.

“Karena trauma healing ini memang penting khususnya untuk anak-anak agar terhindar dari trauma dan dapat beraktivitas seperti sedia kala,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Tajuk, Singgih mengatakan kebakaran Gunung Merbabu membuat wilayahnya dikepung asap. Selain itu, pipa-pipa air ikut terbakar, sehingga membuat warga kesulitan mendapatkan air.

“Jadi memang di atas gunung ini banyak sekali sumber air. Di sana juga banyak pipa-pipa air yang selama ini mengairi desa-desa yang ada di sekitar Gunung Merbabu. Akibat dari kebakaran ini banyak sekali pipa air yang rusak dan hangus terbakar,” tuturnya.

Oleh karena itu, sebelum warga dipulangkan, pihaknya bersama para relawan memperbaiki pipa air. Supaya para warga dapat kembali mengakses air.

“Kami bersyukur setelah beberapa diperbaiki dan diganti ini ada air yang mengalir ke sekitar dusun-dusun di Desa Tajuk. Meski airnya tidak deras dan hanya mengalir sedikit sekali, tapi nanti akan diperbaiki secara bertahap,” paparnya.

Namun, akibat kebakaran Gunung Merbabu, katanya, sejumlah sumber air menjadi tercemar.

“Airnya warnanya abu-abu, dan banyak debu dari kebakaran hutan ini. Tapi warga kami diberi pengertian karena baru sajakan apinya padam, jadi kami minta ke warga untuk mengendapkan air-air dari sumber mata air di Gunung Merbabu itu,” imbuh Singgih.

Karena akses air belum membaik, para warga akan mendapatkan dropping air. Total ada 10 tangki air yang dikirim setiap hari ke Dusun Gedong dan Ngaduman.

“Ini sangat membantu warga kami di tengah tercemarnya sebagian sumber mata air,” ujarnya.

Sebelumnya telah diberitakan, kebakaran Gunung Merbabu yang terjadi sejak Jumat, 27 Oktober 2023, menyebabkan setidaknya 848, 5 hektare lahan hangus terbakar.

Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar (Poldam) Kabupaten Semarang Anang Sukoco mengatakan kebakaran di Gunung Merbabu berasal dari dua titik.

“Yakni ada di titik koordinat 0439538, 9180542/1438.4 MDPL atau dekat dengan Dusun Sokowolu, Desa Tajuk atau di SPTN Wilayah I Resort Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Sedangkan titik kedua ada di koordinat 0439789, 9180351/1446 MDPL atau di dekat dengan Dusun Gedong, Desa Tajuk atau berada di SPTN Wilayah I Resort Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang,” ungkapnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version