KABUPATEN SEMARANG, Lingkarjateng.id – Kawasan wisata Bandungan banjir usai diguyur hujan lebat ada Kamis,11 Januari 2024 sekira jam 15.00 WIB. Salah satu tokoh masyarakat di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Tri Londo, mengatakan bahwa kawasan wisata Bandungan diguyur hujan lebat sejak Kamis siang.
“Tadi hujannya memang deras sekali di Bandungan sini, dan ya, ini banjir lagi seperti kemarin. Air dari atas mengalir deras ke bawah hingga ke jalan-jalan,” ungkapnya.
Tri menyampaikan, air banjir di Bandungan hari ini masih terlihat berwarna cokelat karena semakin banyak tercampurtanah.
“Airnya berwarna cokelat tanah, dan air yang berwarna cokelat ini semuanya luber ke jalan-jalan hingga menyebabkan banjir dengan aliran air yang sangat deras,” bebernya.
Banjir yang kesekian kali terjadi kawasan wisata Bandungan ini, menurut Tri, menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kabupaten Semarang untuk segera ditangani dan diantisipasi.
“Ya ini PR untuk pemerintah di Kabupaten Semarang, harus segera mengantisipasi secepat mungkin supaya tidak ada korban. Mungkin dicek saluran drainasenya atau diperbaiki karena memang saluran air di sini kecil,” tuturnya.
Banjir di Bandungan hari ini mengalir sangat deras dari atas ke bawah menyelimuti sepanjang jalan yang berdekatan dengan proyek pembangunan wisata baru. Tri berpendapat, proyek pembangunan wisata baru ini justru disebut-sebut sebagai penyebab utama terjadinya banjir di Bandungan karena banyak lahan yang gundul.
“Ini air banjirnya dari bawah proyek persis sampai menuju alun-alun, lalu ke arah lapangan di Desa Duren, di jalan-jalan jadinya,” ungkapnya.
Sementara ituKepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Semarang, Valeanto Soekendro, saat dikonfirmasi menjelaskan sejak peristiwa banjir di Bandungan sebelumnya hingga beberapa hari ini ia memastikan tidak ada masalah dengan drainase atau saluran air.
“Banjir ini yang kedua kalinya dari sebelumnya, tapi sebelum-sebelumnya tidak pernah ada kejadian banjir di Bandungan. Artinya kami pastikan tidak ada masalah dengan ukuran drainase di Bandungan yang disebut-sebut terlalu kecil karena selama ini tidak pernah ada kejadian banjir di Bandungan,” tegasnya saat dikonfirmasi pada Kamis, 11Januari 2024.
Kendro menerangkan, setelah kejadian banjir di Bandungan yang sempat viral beberapa hari kemarin DPU Kabupaten Semarang, bersama BPBD dan Dinas Satpol PP dan Damkar (Poldam) Kabupaten Semarang sudah mengecek langsung ke lokasi banjir.
“Hasilnya justru kami menemukan tumpukan sampah yang sangat banyak sekali di drainase itu. Dan air tersumbat tidak bisa mengalir dengan baik ke bawah lewat drainase, karena laju air hujan ini terhambat tumpukan sampah di selokan itu,” terangnya.
Ia juga mengakusaat pengecekan itu, ketiga OPD tersebut berkoordinasi untuk bersama-sama membersihkan tumpukan sampah di selokan atau drainase yang ada di Bandungan.
“Kami bersihkan sampah-sampah itu hingga air mengalir dengan baik di drainase di Bandungan ini. Sampahnya itu menumpuk di bawah drainase yang berdekatan dengan jembatan di Bandungan. Jadi kami minta kepada warga Bandungan untuk tidak membuang sampah sembarangan, apalagi di saluran air, ini sebabnya banjir karena banyak sampah di saluran air atau drainase,” tegas Kendro.
Selain masalah tumpukan sampah, kata Kendro, penyebab lain terjadinya banjir di Bandungan juga dapat berasal dari gundulnya lahan di atas, tepatnya di proyek pembangunan wisata baru, yang pembangunannya sudah dihentikan oleh Satpol PP Kabupaten Semarang.
“Gundul atas itu, ada lahan yang tidak ada pohon, jadi air deras mengalir kebawah. Untuk itu, kami dari DPU bersama Satpol PP Kabupaten Semarang, dan pengembang proyek itu dalam satu sampai dua hari ini meminta pertanggungjawaban pihak pengembang proyek untuk mencarikan solusi dari banjir yang terjadi di Bandungan ini karena gundulnya lahan diarea atas, imbas dari pembangunan tanpa izin tersebut,” imbuhnya.
Terlapas dari hal itu, Kendro menyatakan dari DPU Kabupaten Semarang akan selalu menghimbau warga agar tidak membuang sampah sembarangan.
“Intinya, tidak buang sampah sembarang kalau dari kami DPU, karena debit air yang bertambah dikarenakan curah hujan tinggi dan air terhambat sampah, maka akan meluber kejalanan. Tentu dari kami justru kami tegaskan ke masyarakat tidak buang sampah sembarangan,” tutup Kendro. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Koran Lingkar)