Jelang Idul Adha, Yuk Intip Peternakan Sapi Jumbo di Kabupaten Semarang, Langganannya Para Pejabat

Rizki Amin Sukoha, pemilik Kandang Pedalaman, di Susukan, Kabupaten Semarang yang menjual dan merawat khusus sapi-sapi jenis jumbo tengah memamerkan sapi jumbo miliknya yang sudah terjual di Kandang Pedalaman, Rabu 29 Mei 2024. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

Rizki Amin Sukoha, pemilik Kandang Pedalaman, di Susukan, Kabupaten Semarang yang menjual dan merawat khusus sapi-sapi jenis jumbo tengah memamerkan sapi jumbo miliknya yang sudah terjual di Kandang Pedalaman, Rabu 29 Mei 2024. (Hesty Imaniar/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Menjelang perayaan Idul Adha tahun 2024, intip peternakan khusus sapi berukuran jumbo yang ada di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang ini.

Peternakan khusus sapi berukuran jumbo itu, bernama Kandang Pedalaman yang tepatnya berada di lingkungan Sarimulyo, RT 01 RW 05 Baran, Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang yang menjual berbagai jenis sapi berukuran jumbo.

Rizki Amin Sukoha, pemilik dari Kandang Pedalaman ini menceritakan, bahwa memang diakuinya di Kandang Pedalaman ini memilih khusus merawat sapi-sapi berpotensi menjadi sapi jumbo.

“Jadi kalau untuk sapi-sapi kecilnya ini, kami memang biasanya belanja dadakan atau mengambil di kemitraan kami lainnya. Sehingga di Kandang Pedalaman ini memang khusus untuk sapi-sapi jumbo,” terang Rizki, Rabu 29 Mei 2024.

Dia menambahkan, jika untuk bobot rata-rata sapi jumbo di Kandang Pedalaman ini memiliki berat antara 700 kilogram sampai 1 ton lebih.

“Stok sapi jumbo kami sekarang ini bobotnya rata-rata di 700 kilogram sampai 1 ton lebih, dengan harga kisaran mulai dari Rp 24 juta lebih ya, tergantung jenis sapi dan beratnya,” imbuhnya.

Diakuinya, memang untuk berternak sapi-sapi jumbo ini mencari pasarnya mudah, selain ada langganan juga ada beberapa mitra yang sudah bekerjasama.

“Kalau menjalankan bisnis peternakan sapi jumbo ini pelanggan sudah banyak mbak, artinya untuk kebutuhan hewan kurban ini sudah banyak, tapi untuk mencari sapi-sapi yang memenuhi syarat untuk hewan kurban dibawah harga Rp 24 juta itu, kami kesusahan, kecuali memang carinya Sapi Bali atau Sapi Madura, yang bobotnya dibawah 400 kilogram, kami masih bisa,” terang dia.

Tidak hanya itu, Rizki juga menambahkan bahwa, pelanggan yang terbiasa membeli sapi-sapi berukuran jumbo ini datang dari kalangan pengusaha.

“Rata-rata yang beli pengusaha, atau mereka dari kalangan kelasnya direktur perusahaan, termasuk beberapa pejabat juga ada yang beli. Dan biasanya memang ada syarat khusus dari pembeli kepada kami untuk jenis sapi jumbonya, misal ada yang maunya sapi limousin, dan jenis sapi jumbo lainnya,” imbuh Rizki.

Rizki kembali menerangkan, bahwa untuk kriteria sapi favorit bagi pelanggan yang akan digunakan sebagau hewan kurban ini, biasanya sapi jenis limousin.

“Biasanya limousin yang paling banyak dicari untuk hewan kurban, atau sapi-sapi yang jenisnya bagus untuk prosentase dan kualitas daging sapinya. Dan Alhamdulillah, sapi-sapi disini sudah ada yang booking, khususnya dari pelanggan tetap kami jauh-jauh hari bookingnya,” bebernya.

Dikatakannya, pelanggan yang kerap membeli sapi jumbo di Kandang Pedalaman ini datang dari wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya, namun ada juga yang dari luar daerah.

“Ada dari luar negeri juga yang beli, dan proses pengirimannya biasanya tetap di Indonesia, misal di Jakarta, biasanya begitu. Tapi banyak juga pelanggan saya dari Jakarta, bahkan dari Tegal dan Pekalongan juga banyak yang beli di saya mbak,” sambung Rizki.

Berbagai suka duka kerap dijalani Rizki saat merawat sapi-sapi berukuran jumbo, seperti sapi tiba-tiba mati juga nyatanya kerap ia alami selama mengurus Kandang Pedalaman itu.

“Sukanya banyak, karena saya senang sapi, lihat sapi sehat itu senang sekali, tapi ya ada susahnya baik itu cara perawatannya yang harus konsisten, belajar banyak ilmu, dan susahnya lagi kalau sapi-sapi ini tiba-tiba mati, itu yang paling susah saya alami selama merawat sapi jenis jumbo ini. Karena memang merawat sapi ini baik yang di booking atau belum, saya samakan cara perawatannya, termasuk saya beri garansi ke pembeli ya,” beber Rizki yang sudah menjalani usaha ini selama 4 tahun itu.

Ia mengungkapan, selama ini sistem pemasaran yang ia terapkan dalam menjual sapi-sapi jumbo ini adalah secara online (medsos), dengan menggunakan media sosial sebagai alat pemasaran ia menjual sapi-sapi jenis jumbo tersebut.

“Justru kebanyakan pelanggan saya ini beli sapi di saya tapi belum pernah sama sekali ketemu saya. Karena pemasarannya lewat medsos. Jadi kita dihubungi, kami kirim foto dan video, serta timbangan berat sapi yang akurat, proses pembayaran hingga pengiriman. Dan Alhamdulillah di Idul Adha tahun ini sudah 90 persen sapi jumbo saya terjual dari berbagai jenis, meski terbanyak dipesan adalah jenis limousin,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version